Pantauan Kompas.com, para pedagang sudah mulai membuka lapaknya sejak pukuk 16.00 WIB. Lapak itu mereka gelar di sepanjang trotoar tepat depan JIC. Dagangan milik para pedagang dibiarkan di berjejer di bahu jalan saat pemilik lapak sedang membangun lapaknya yang terbuat dari kayu dan bambu.
Aktivitas tersebut menyebabkan kemacetan lalu lintas di sepanjang jalan tersebut. Sebagian pengguna jalan mengaku merasa tidak nyaman dengan keberadaan PKL tersebut. Keruwetan itu semakin parah karena pembeli memarkir kendaraan di badan jalan. Tidak jarang pengguna kendaraan bermotor juga melambatkan lajunya hanya untuk melongok dagangan yang dijajakan.
Para pejalan kaki pun tidak bisa menggunakan hak mereka karena para PKL menggelar dagangan di trotoar. Belum lagi ulah angkot yang menurunkan dan menaikkan penumpang seenaknya.
Ayu (24) salah satu pengendara motor yang sering melewati jalan tersebut mengaku sangat terganggu dengan keberadaan PKL tersebut. Pasalnya setiap ia hendak cek kesehatan di Rumah Sakit Pelabuhan yang berada di samping JIC tersebut, dirinya harus berhadapan dengan padatnya lalu lintas.
"Yah di sini mah memang langganan macet gara-gara PKL, mending sore, kalau malam macetnya ampun banget," ujarnya, Kamis (8/5/2014).
Hal senada juga diungkapkan Effendi (26) pria yang bekerja di kawasan Semper tersebut setiap harinya harus melewati jalan tersebut setiap berangkat dan pulang kerja karena rumahnya yang berada di Kalibaru, Cilincing.
"Selalu lewat sini (Jalan Kramat Jaya) soalnya jalan pintas, cuman macet terus kalau lewat sini gara-gara banyak PKL-nya," ungkapnya.
Salah satu pedagang pakaian Andi (36) mengungkapkan sudah sejak setahun yang lalu ia berjualan di tempat tersebut. Menurutnya animo masyarakat sangatlah tinggi sehingga ia enggan untuk pindah dan berjualan di tempat lain.
"Lumayan laku banget di sini, soalnya kadang orang yang sembari lewat tadinya enggak mau beli, malah jadi pada beli," ujarnya santai.
Dimintai keterangan secara terpisah, Camat Koja Rahmat Effendi mengatakan para pedagang tersebut sebelumnya sudah ditertibkan dan ada kesepakatan dengan para pedagang.
"Jadi kesepakatannya pedagang berjulan harus menyisakan setengah meter untuk trotoar selain itu motor juga tidak diperbolehkan parkir pinggir jalan," jelasnya.
Menurutnya bila memang dalam kenyataanya keberadaan para pedagang tersebut menganggu warga, pihaknya akan kembali mencoba menertibkan kembali.
Ia pun menambahkan saat ini pihaknya juga sedang mencari tempat relokasi yang pas untuk para pedagang, karena para pedagang tersebut akan ditampung oleh Sudin UKM UMKMKP.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.