Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi 11 Bulan Penderita Radang Otak Ini Akhirnya Dirawat...

Kompas.com - 09/05/2014, 15:14 WIB
Nadia Zahra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Muhammad Fauzan Saputra, bayi berusia 11 bulan yang menderita radang selaput otak atau meningitis, akhirnya dirawat di RSUD Tarakan. Sebelumnya, bayi malang tersebut sempat ditolak oleh lima rumah sakit karena keterbatasan peralatan.

"Sebelum di sini mah, saya sama suami sempet ke Rumah Sakit Royal Taruma yang di Kebon Jeruk. Selama 6 hari Fauzan dirawat di sana," ujar ibu kandung Fauzan, Sadiyah, Jumat (9/5/2014).

Sadiyah mengatakan, sebelum didiagnosa dokter bahwa anak ketiganya itu menderita meningitis, Fauzan sempat panas tinggi dan terus menangis. Hal itu terjadi selama dua minggu. Orangtuanya pun hanya merawat di rumahnya di Duri Kepa, Jakarta Barat.

Akhirnya, Sadiyah pun membawa Fauzan ke Puskesmas Kebon Jerul. Namun, kondisinya tidak membaik.

"Udah saya bawa, Fauzan badannya menggigil terus. Matanya nggak bisa lihat, juling ke atas," ungkap Sadiyah dengan mata berkaca-kaca.

Marzuki, ayah Fauzan, menceritakan bahwa peralatan di puskesmas tidak memadai. Fauzan pun dirujuk ke RS Budi Kemuliaan, Jakarta Pusat. Hingga proses tersebut, Fauzan sudah memiliki jaminan kesehatan berupa Kartu Jakarta Sehat (KJS).

"Tapi di RS Budi Kemuliaan tetap nggak bisa karena katanya keterbatasan alat, jadi nyuruh untuk penanganan Fauzan ke RS Harapan Kita, Grogol Jakarta Barat," ucap Marzuki.

Marzuki yang bekerja sebagai penjual bubur ayam keliling meminta bantuan dan berutang kepada kerabat dan tetangga untuk biaya rumah sakit buah hatinya itu.

"Habis dikasih rujukan itu, saya sama istri mutusin ke Rumah Sakit Royal Taruma saja karena atas rekomendasi dari puskesmas sebelumnya. Nah, pas anak saya datang, langsung disuruh masuk ICU (Intensive Care Unit) sampai 3 hari. Habis itu anak saya dipindahkan ke ruangan biasa selama 3 hari. Untuk pembayarannya pihak rumah sakit minta 17 juta buat uang muka," kata Marzuki.

Setelah membayar penuh Rp 17 juta sebagai uang muka perawatan Fauzan, pihak rumah sakit lantas menawarkan agar Fauzan yang terdiagnosa meningitis atau radang selaput otak agar segera menjalankan tindakan operasi dengan biaya hingga puluhan juta rupiah.

"Rp 43 juta biayanya, uang dari mana? Saya cuma penjual bubur nggak sanggup uang sebanyak itu. Saat saya bilang nggak sanggup, mereka bilang untuk bawa Fauzan ke RSUD Tarakan, akhirnya ya sampe sini kemarin," ujarnya sambil melihat ke arah Fauzan yang sedang berbaring.

Fauzan kini sudah berada di RSUD Tarakan. Selang infus terhubung ke hidung, mulut dan lengannya. Di ruangan Melati itu, Fauzan berada bersama empat batita lainnya.

"Saya berharap anak saya bisa sembuh kasihan penyakitnya bahaya. Ya, dokter sama perawat di sini cepet tanggap tolongin Fauzan, soalnya dia nangis terus mungkin kepalanya sakit banget ya. Saya lihat dia takut makin parah," tukas Sadiyah sendu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com