Tak jarang peserta musrenbang dibuatnya tertawa dengan sindiran Djarot ini. Misalnya, Djarot bercerita bahwa dia kaget saat mengetahui masih ada dinas yang mengajukan pengadaan mobil dinas jenis Ford Ranger.
Padahal, kata Djarot, DKI Jakarta sedang kekurangan truk sampah. Dia menilai, pengadaan mobil dinas bukanlah kebutuhan mendesak.
"Kemarin, saya kaget ada pengadaan mobil dinas, sudah cukup ya. Mobil dinas (yang diadakan) Ford Ranger. Daripada beli Ford Ranger, mbok ya beli mobil sampah saja yang banyak," kata Djarot.
Menurut dia, di kantor-kantor Dinas Kebersihan, banyak mobil sampah yang sudah rusak terbengkalai.
"Ini tolong, belajar seperti ini, hati-hati betul. Daripada buat mobil gitu, mending buat kereta sampah, mobil truk sampah," ujar Djarot.
Dia juga melihat adanya pemborosan pengadaan barang untuk alat pemadam kebakaran di Pulau Karya, Kepulauan Seribu. Djarot mengaku menemukan sepeda motor pemadam yang jumlahnya berlebihan.
"Di sana banyak sekali sepeda motor pemadam, ada 22 lho. Kepulauan Seribu (kan) tingkat kebakarannya rendah," ujar Djarot.
Selain itu, Pulau Karya, kata dia, juga pulau kecil yang tak padat penduduk dan dekat dengan air laut. Seharusnya, pulau itu, menurut Djarot, hanya perlu empat alat pemadam saja.
Djarot menilai, alat pemadam itu ditempatkan di daerah padat penduduk di DKI, seperti Cawang, Klender, dan Matraman. "Wali Kota (Jakarta Utara) bingung, Bupati-nya bingung. Ini apa-apaan," sindir Djarot.
Dia mengaku, berkat blusukan-nya, dia banyak mengetahui berbagai hal, termasuk sekolah rusak yang kerap tak diperhatikan.
Ia pernah menemukan sebuah sekolah rusak. Setelah dia tanya, rupanya pihak sekolah sudah sering mengajukan, tetapi tak pernah disetujui dan tidak ada tindak lanjut. Djarot justru melihat perbaikan banyak dilakukan pada sekolah yang kondisinya masih bagus.
"Itu anak-anak kita bayangkan. Yang tertampar pertama kali Gubernurnya, yang kedua Wagubnya. Jangan sekolah yang bagus-bagus direhab, bangku bagus diganti," ujar Djarot.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.