Hanya senyum yang dilemparkan sebelum Kompas.com menghampirinya. "Nama saya Mulyono," ujar Panit Intel Polsek Pulo Gadung itu seraya menyodorkan tangannya.
Mulyono tidak mengenakan seragamnya, coklat tua, seperti polisi umumnya. Namun bukan berarti dia sedang lepas dinas (LD). "Ini pakaian preman," kata dia seraya tertawa.
Namun, pakaian preman yang dimaksudnya tidak menggambarkan dia bagai sosok preman yang menakutkan. Saat ditemui, ayah dua anak itu hanya mengenakan baju koko berpadu celana bahan, tanpa mengenakan peci atau tutup kepala lainnya.
Soal seragam sipil yang dikenakannya, Mulyono mengaku itu merupakan permintaan langsung dari Dinas Pendidikan (Disdik) kepada pihak kepolisian.
Dengan seragam tersebut, lanjutnya, diharapkan dapat memberi ketenangan kepada pelajar yang mengikuti UN. "Biar peserta ujiannya bisa tenang, jadi bisa konsentrasi," kata dia.
Polisi yang telah mengabdi selama 30 tahun itu bahkan sudah berkali-kali ditugaskan untuk pengamanan (PAM) UN.
Mulyono mengaku, jika permintaan mengenakan pakaian sipil baru dilakoninya tahun ini. "Tahun lalu saya PAM UN juga. Tetapi masih pakai seragam," ujarnya.
Dengan tampilannya yang tidak mengenakan seragam, Mulyono sempat dikira guru. Ketika hendak difoto, polisi berpangkat Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu) itu menolak secara halus.
"Saya intel mas. Makanya enggak boleh difoto, nanti ketahuan," tolaknya sopan.
Mulyono mengaku kedatangannya ke SMKN 26 Rawamangun, tidak sendirian. Sesuai perintah Kapolsek Pulo Gadung, setiap rayon sudah diinstruksikan agar dijaga oleh dua orang polisi.
Di SMKN 26, Mulyono dan rekannya ditugaskan untuk menjaga keamanan selama UN berlangsung. Mulai dari proses pendistribusian naskah, saat pelaksanaan hingga ujian berakhir16 April 2015 mendatang.
Pria asal Purworejo itu juga mengaku jika tugasnya dalam pengamanan UN, hanya sebatas mengawasi.
Sehingga, saat gudang tempat menyimpan naskah digembok, kunci gembok tidak dipegang pihak kepolisian. Melainkan dipegang langsung oleh kepala sekolah yang bersangkutan.
"Kita hanya mengawasi saja. Kunci gembok kepala sekolah yang pegang," ujarnya.