Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JFK dan PRJ Senayan Berlomba Gaet UKM

Kompas.com - 01/06/2015, 21:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Memeriahkan ulang tahun DKI Jakarta, salah satu perhelatan yang ditunggu adalah pameran berbagai produk yang dikenal sebagai PRJ. PRJ, yang selama ini kita kenal adalah Pekan Raya Jakarta Kemayoran, merujuk pada pergelaran Jakarta Fair di Kemayoran yang kini menggunakan akronim JFK.

Namun, kini PRJ memiliki dua asosiasi yang berbeda dengan lokasi yang berbeda. Selain merujuk pada nama lama untuk Jakarta Fair Kemayoran (JFK), ada pula yang mencoba memanfaatkan akronim itu dengan gelaran Pesta Rakyat Jakarta (PRJ) Senayan.

PRJ Senayan skalanya lebih kecil yang digelar di Parkir Timur Senayan, Jakarta, dan pengunjung bisa masuk arena pameran tanpa dikenai biaya tiket masuk. Sementara JFK dikenal sebagai pameran akbar yang melibatkan banyak produsen besar, tetapi pengunjung yang masuk dikenai biaya tiket masuk.

Di arena PRJ Senayan, pengunjung langsung disuguhi sejumlah gerobak yang menawarkan jajanan pasar, seperti mi ayam, sate padang, kerak telor, gorengan, dan makanan khas pedagang kaki lima lainnya.

Berbeda dengan nuansa di JFK yang gemerlap dengan stan nan megah dari sejumlah perusahaan, di pergelaran PRJ Senayan yang digelar 30 Mei-5 Juni ini hanya tenda putih berbentuk kerucut dan persegi yang digunakan para pedagang.

Peserta yang hadir di PRJ Senayan sebagian besar para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), seperti pedagang sepatu, pembuat tato, batu akik, dan kosmetik. Sesuai dengan namanya pesta rakyat, produk yang ditawarkan pun merakyat.

Tak ketinggalan area permainan anak-anak khas pasar malam, seperti bianglala, odong-odong, kereta, dan sejumlah permainan khas pinggiran kota lainnya.

Frinska, salah seorang pedagang makanan sosis bakar, mengaku terbantu dengan adanya PRJ Senayan. Dengan tarif sewa yang terjangkau, ia bisa menjajakan makanannya. Selama pameran, wanita yang biasa membuka usahanya di wilayah Bintaro ini mengaku harus membayar sewa sebesar Rp 2,5 juta. "Jumlah ini jauh lebih murah jika dibandingkan dengan JFK," katanya.

Pemilik stan lain, Man, mengatakan, untuk satu pekan di PRJ Senayan, dia harus membayar sekitar Rp 4 juta.

Namun, kekecewaan timbul karena jumlah pengunjung sepi. Beberapa stan ternyata juga tak dialiri listrik. Para pedagang sempat memprotes panitia. "Seharusnya pada hari pertama saya sudah bisa balik modal," ujarnya.

Walaupun demikian, ia tetap mengapresiasi langkah pameran semacam ini guna memajukan usaha kecil ke depan.

Humprhy Sinyal, seorang pengunjung, mengatakan, keunggulan dari PRJ Senayan adalah bisa mencakup semua kalangan masyarakat karena akses masuk yang mudah dan harga barang yang lebih murah dibandingkan dengan di JFK.

Namun, sejumlah masalah masih harus dibenahi, mulai dari keamanan, kebersihan, serta tata letak yang masih tidak beraturan. Jika dilihat dari sisi keamanan dan kebersihan, menurut dia, JFK jauh lebih baik.

"Saya memaklumi, pagelaran ini, kan, baru diadakan beberapa kali. Berbeda dengan JFK yang sudah bertahun-tahun digelar," ujarnya.

Project Manager PRJ Senayan Indra Maulana mengatakan, panitia menetapkan Rp 2 juta per satu stan. Biaya itu digunakan untuk kebersihan dan keamanan selama tujuh hari. Total peserta di pagelaran ini 1.100 peserta, 900 di antaranya UMKM.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com