"Jadi kerepotan itu pasti. Saya sama suami sama-sama bekerja dan udah masuk mulai Rabu (22/7/2015) kemarin. Otomatis jadi putar otak nitip anak di mana soalnya biasanya ada mbaknya (PRT) yang ngerawat," ucap Nindya (32) kepada Kompas.com, Jumat (24/7/2015).
Perempuan berdomisili di Tangerang itu ditinggal mudik PRT sejak seminggu lalu. Karena itu, Nindya mengaku setiap pagi terpaksa menitipkan anaknya yang berusia 5 tahun di tempat penitipan anak di Tangerang. Ia pun merogoh kocek sebesar Rp 65.000 setiap hari untuk biaya penitipan.
Keberadaan PRT bagi sebagian warga Jakarta memang tak bisa diabaikan. Bagi karyawan kantor, peran PRT sangat penting untuk menyelesaikan urusan dalam rumah.
"Saya kan biasa ada PRT sama sopir. Enggak ada mereka berantakan semua urusan rumah. Apalagi suopir, karena saya harus kerja mondar mandir sana sini dan dia yang antar jemput. Kalau urusan masak, PRT saya sudah paham indra perasa saya sama Ibu. Jadi pas enggak ada dia, kita bingung mau makan di mana," kata Joan (27), yang PRT-nya baru kembali mudik pada Senin (27/7/2015) mendatang.
Selama ditinggal PRT, Joan yang tinggal bersama ibunya lebih banyak membeli makanan siap saji di sejumlah tempat makan. Pasalnya, kesibukan keduanya yang sama-sama bekerja membuat mereka memilih hal-hal yang tergolong instan untuk memenuhi kebutuhan di rumah.
"Sekarang juga jadi nyetir sendiri atau naik taksi karena sopir masih belum balik," tambah Joan.
Bagi pekerja kantoran, keseharian memang lebih banyak habis di kantor dibanding di rumah sendiri. Oleh karena itu saat tidak ada PRT, semua pekerjaan terasa lebih berat bagi sebagian warga Jakarta yang bekerja kantoran.
Muthi (34), seorang pekerja kantoran bahkan tak jarang membawa anaknya ke kantor saat PRT tak ada di rumah. Ia juga terpaksa beraktivitas ekstra untuk memenuhi kebutuhan di rumah.
"Selama enggak ada PRT aku harus sesuaikan pola kerja. Ada beberapa hal yang harus dilakukan sebelum kerja jadi pas pulang kerja semua sudah beres. Selama ini kan PRT yang kerjain. Dan selama dia enggak ada, capeknya makin dobel," kata Muthi yang PRT-nya masih menunggu tiket transportasi murah untuk kembali ke Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.