Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyebut diprediksi akan ada 25.000 orang akan memenuhi Dukuh Atas saat jam-jam sibuk. Ia menyampaikan hal itu berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ).
"Bisa dibayangkan dengan 25.000 orang bersamaan itu semua. Mereka punya tujuan masing-masing. Ada yang mau naik busway, MRT, LRT, commuter line," kata Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (11/9/2015).
Menurut Djarot, DTKJ telah menyampaikan masukan untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas manusia di Dukuh Atas. Mereka meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera membangun stasiun integrasi di Dukuh Atas sebelum tahun 2018.
DTKJ menilai stasiun integrasi sudah harus tersedia selagi moda-moda transportasi yang nantinya akan beroperasi masih dalam tahap pembangunan. "Baik LRT, MRT, transjakarta dan commuterline semua mengarah ke Dukuh Atas. Makanya harus dikaji daya dukung Dukuh Atas itu," ucap Djarot.
Ia menyebut keberadaan stasiun integrasi di Dukuh Atas sangat vital sebab proyek pembanguan MRT, LRT, maupun kereta bandara dikerjakan oleh pihak-pihak yang berbeda. Otomatis desain stasiun Dukuh Atas dari masing-masing pihak akan berbeda-beda pula.
"Bagaimana mereka nanti kita pertemukan, kumpulkan, sehingga desain tempat integrasinya itu betul-betul bisa dimanfaatkan oleh mereka semua. Mereka harus bisa terintegrasi satu sama lain. Itu harus dibicarakan dengan baik supaya masing-masing transpotasi bisa saling menunjang, tidak jalan sendiri-sendiri," papar Djarot.
Sebelumnya, Ketua DTKJ Ellen Tangkudung mengatakan idealnya pembangunan stasiun integrasi sudah harus dilakukan pada tahun depan.
Menurut Ellen, stasiun integrasi adalah sebuah stasiun besar yang memungkinkan orang berpindah dari moda transportasi yang satu ke moda yang lain, tanpa harus keluar dari stasiun tersebut.
Ia menyebut konsep stasiun integrasi di Dukuh Atas dapat meniru Stasiun KL Sentral yang ada di Ibu Kota Malaysia, Kuala Lumpur. Di stasiun tersebut, warga pengguna transportasi umum dapat berpindah-pindah moda dalam bangunan yang sama.
"Seperti di KL Sentral. Orang begitu turun dari kereta bandara, sudah ada segala macam jenis transportasi yang ada di situ. Semua masih di dalam satu atap. Di luar negeri ada banyak yang seperti itu, termasuk seperti yang ada di Hongkong dan Tokyo," kata dia usai pertemuan dengan Djarot, di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (10/9/2015).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.