Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinkes Bekasi: Keluarga Bayi Penderita Tumor di Wajah Harus Tahu Regulasi RS

Kompas.com - 16/10/2015, 17:55 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Seksi Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Muslikhoh mengatakan, keluarga Alif, bayi penderita tumor di wajah, asal Kampung Kaliulu, Desa Tanjungsari, Cikarang Utara, Bekasi, Jawa Barat, harus sabar. Mereka harus mengetahui bahwa rumah sakit memiliki regulasi dalam penanganan pasien melalui skema jaminan.

"Kalau jaminan itu begitu, Mbak, kecuali kalau yang bayar sendiri, karena rumah sakit punya aturan gitu. Kita wayahna (harap maklum), kalau istilahnya kita pakai BPJS atau Jamkesda, itu ada aturannya untuk regulasi rumah sakitnya," ujar Muslikhoh saat dihubungi Kompas.com, Jumat (16/10/2015).

Menurut Muslikhoh, pasien dan keluarganya tidak bisa sesuka hati dalam menjalani pengobatan. Semuanya harus mengikuti regulasi yang ditetapkan pihak rumah sakit. (Baca: Keluarga Keluhkan Penanganan Medis terhadap Bayi Penderita Tumor di Wajah)

"Tidak bisa diatur oleh kita sendiri, kita maunya begini, kita maunya begitu, enggak bisa. Itu sudah sistem. Jadi, mohon, harap tahu saja," kata Muslikhoh.

Seluruh biaya pengobatan Alif, lanjut Muslikhoh, akan ditanggung oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi. Adapun yang mendampingi pengobatan adalah pihak puskesmas.

"Iya betul (dibiayai seluruhnya), pakai Jamkesda. Yang menangani dari puskesmas, perpanjangan tangan Dinas Kesehatan," tutur Muslikhoh.

Muslikhoh juga mengatakan bahwa Jamkesda adalah satu-satunya jaminan layanan kesehatan yang diberikan Dinas Kesehatan untuk membantu bayi penderita tumor di wajah itu.

Tidak ada hal lain yang dapat dilakukan untuk mempercepat penanganan medis yang dianggap lamban oleh keluarga Alif.

Soal ambulans dengan pasien penderita sakit lain yang rencananya akan digunakan Alif menjalani pengobatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Muslikhoh mengaku tidak mengetahui hal tersebut. Ia pun belum mengonfirmasi kondisi Alif kepada pihak puskesmas setempat.

"Saya kurang tahu, saya belum klarifikasi soal itu. Nanti kalau saya dapat datanya mungkin saya bisa jawab. Untuk saat ini, saya belum bisa jawab karena belum dapat informasinya," kata Muslikhoh. (Nursita Sari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com