Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi Andri Yansyah beralasan penutupan pelintasan sebidang di bawaha jalan layang dianggap akan menyebabkan kemacetan yang parah.
"Contohnya di Kalibata. Ternyata buntutnya (macetnya) lebih panjang. Flyover-nya tidak bisa menampung beban yang dari bawah. Apa tetap kita paksa? kan tidak. Makanya akhirnya diputuskan dibuka. Supaya cair," kata Andri di Balai Kota, Kamis (3/12/2015).
Menurut Andri, jalan layang di pelintasan-pelintasan sebidang tak kuat mengakomodasi volume kendaraan yang lewat di lokasi tersebut.
"Kita melihat fleksibilitas. Karena beban di atas tidak sebanding dengan volume kendaraan yang dari bawah. Masa mau kita diamin? sedangkan di bawah masih kosong," ujar dia.
Andri yakin, asalkan masyarakat tertib mentaati aturan lalu lintas, kecelakaan kereta dan kendaraan non-kereta di pelintasan sebidang dapat dihindari.
"Kan SOP-nya sudah ada. Mereka (KCJ) takut agak sedikit tersendat jalannnnya kereta. Ya enggak lah. kereta kan punya jalan sendiri," pungkas Andri.
Saat ini, memang masih banyak pelintasan sebidang di Jakarta yang masih aktif dilalui kendaraan, meskipun di lokasi yang sama sudah terdapat jalan layang, seperti yang ada di Tanjung Barat, Kalibata, dan Tebet.
Direktur Utama PT KCJ Muhammad Nurul Fadhila menilai kondisi tersebut sangat tidak ideal dan tidak sesuai dengan tujuan awal pembangunan jalan layang tersebut.
Ia pun menyarankan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menutup perlintasan-perlintasan tersebut.
"Idealnya kalau sudah ada pelintasan tidak sebidang (jalan layang), yang sebidangnya harus ditutup. Kalau sudah dibuat tidak sebidang, sebidangnya memang harus ditutup. Idealnya seperti itu. Tapi kita tidak punya kewenangan untuk menutup. Kita cuma bisa mengimbau, eksekusinya di Pemda," kata dia di Stasiun Tebet, Senin (30/11/2015).
Fadhila mengatakan penutupan perlintasan sebidang di bawah jalan layang mengharuskan pengaturan lalu lintas yang rumit.
Namun, ia menilai hal tersebut jauh lebih baik demi menjamin keselamatan pengguna jalan.
"Kalau bicara keselamatan, idealnya harus ditutup. Kalau management traffic masih bisa diatur dan dicari jalan keluarnya. Kalau memang harus mutar 1 kilometer, ya mutar 1 kilometer. Yang penting selamat," tutur Fadhila.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.