Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Idris-Pradi Unggul, Hegemoni PKS di Depok Terus Berlanjut

Kompas.com - 09/12/2015, 17:14 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Hitung cepat yang diselenggarakan lembaga survei Cyrus Network menempatkan pasangan calon Idris-Pradi unggul atas pasangan calon Dimas-Babai pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Depok.

Sekitar pukul 16.40, sudah sebesar 92,00 persen data tempat pemungutan suara (TPS) yang masuk dengan tingkat partisipasi 57,45 persen dan kualitas random 99,51 persen. 

Pasangan Idris-Pradi memperoleh 60,92 persen suara. Suara pasangan calon tersebut mengungguli suara yang diperoleh Dimas-Babai 39,08 persen.

"Pilkada Kota Depok hanya diikuti oleh dua peserta. Pasangan calon nomor urut 1 merupakan anak muda yang bukan berasal dari Depok melawan Idris-Pradi, di mana Idris merupakan Wakil Wali Kota yang sedang menjabat atau calon petahana," kata Managing Director Cyrus Network Research and Consulting, Eko Dafid Afianto, di Pejaten, Rabu (9/12/2015).

Dimas-Babai merupakan pasangan calon yang diusung PDI-P, Partai Golkar, PAN, PKB, dan Partai Nasdem. Sementara Idris-Pradi diusung oleh PKS, Partai Gerindra, dan Partai Demokrat.

Dengan demikian, kata Eko, PKS kembali berkuasa di Depok.

"Hegemoni PKS kembali berlanjut di Depok, masih belum bisa dipatahkan. Depok akan mendapat wali kota yang kemarin menjabat Wakil Wali Kota Depok, bukan pemimpin baru. Sebab, Idris itu pemimpin incumbent," kata Eko. 

Wali Kota Depok Nur Mahmudi juga berasal dari PKS. Data yang masuk sementara dari Kecamatan Beji sebesar 96 persen.

Kemudian, Kecamatan Bojongsari sebesar 100 persen, Kecamatan Cilodong sebesar 100 persen, Kecamatan Cimanggis sebesar 87,18 persen, dan Kecamatan Cinere sebesar 93,75 persen.

Adapun data sementara yang masuk dari Kecamatan Cipayung sebesar 81,82 persen, Kecamatan Limo sebesar 100 persen, Kecamatan Pancoran Mas sebesar 89,47 persen, Kecamatan Sawangan sebesar 78,26 persen, Kecamatan Sukmajaya sebesar 95,24 persen, dan Kecamatan Tapos sebesar 95,12 persen.  

Data quick count ini diterima oleh pusat data dari 300 TPS yang tersebar di kelurahan di semua kecamatan di Kota Depok. Sebanyak 300 TPS diacak dengan metode multistage random sampling. Hitung cepat ini paling tidak melibatkan 150.000 pemilih di Kota Depok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com