Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/12/2015, 13:48 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat perkotaan, Yayat Supriatna menilai PT Metromini perlu melakukan pembenahan mengingat masih terjadinya kecelakaan yang melibatkan metromini.

"Saatnya sekarang di internal Metromini berbenah karena Metromini sekarang PT (perseroan terbatas), tetapi PT banci-lah. Artinya ada PT, tetapi pengelolaannya perorangan, jadi tidak bisa diintervensi langsung," kata Yayat dalam diskusi di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (16/12/2015).

Padahal, lanjut Yayat, sesuai dengan undang-undang, pengelolaan transportasi semacam metromini harus dilakukan operator yang berbadan hukum. (Baca: Ahok: Semua Metromini Tangkap, Habisin Saja!)

Dengan demikian, operasional bus bisa lebih terkontrol. "Metromini saat ini masih dikelola secara perseorangan dan lebih memprihatinkan lagi bahwa segala risiko ditanggung pengelolanya, contoh, tidak ada subsidi lagi bagi pengelola, misalnya BBM, onderdil dan sebagainya," kata Yayat.

Hal ini dinilainya menimbulkan masalah baru di lapangan. Pengelola harus berjuang lebih keras untuk menutupi ongkos operasional yang dikeluarkan. (Baca: "Metromini Ngebut Banget, sampai Tiang Listrik Kecabut dari Tanah")

"Contohnya masih terjadi setoran. Setoran ini yang membuat orang untuk memaksa bekerja," tambah Yayat.

Pagi tadi, bus metromini 92 menabrak Azam Flamboyan (7) dan ibunya, Muntiarsih (35), di Meruya. Metromini yang melaju dengan kecepatan tinggi itu dikemudikan Denny Irawan (36).

Diduga, rem metromini blong sehingga menabrak Azam dan ibunya. Azam meninggal dunia dalam insiden ini. Sementara itu, Muntiarsih dirawat di rumah sakit karena mengalami luka berat.

Terkait insiden ini, polisi telah mengamankan Denny Irawan. Sopir metromini itu ditetapkan sebagai tersangka. (Baca: Kerap Memakan Korban Jiwa, Metromini Didesak untuk Dibekukan)

Pada awal Desember, metromini B80 jurusan Kota-Kalideres menerobos pelintasan kereta sehingga tertabrak kereta rel listrik (KRL) di pelintasan Tubagus Angke, sebelum Stasiun Angke, Tambora, Jakarta Barat. Akibatnya, 18 orang tewas dalam insiden ini.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teror Begal Bermodus 'Debt Collector', Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Teror Begal Bermodus "Debt Collector", Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Megapolitan
Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Megapolitan
Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Megapolitan
Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Megapolitan
Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Megapolitan
Kasus di Polisi Mandek, Keluarga Korban Pemerkosaan di Tangsel Dituduh Damai dengan Pelaku

Kasus di Polisi Mandek, Keluarga Korban Pemerkosaan di Tangsel Dituduh Damai dengan Pelaku

Megapolitan
Minta Pemerkosa Anaknya Cepat Ditangkap, Ibu Korban: Pengin Cepat Selesai...

Minta Pemerkosa Anaknya Cepat Ditangkap, Ibu Korban: Pengin Cepat Selesai...

Megapolitan
Remaja Diperkosa Staf Kelurahan, Pelaku Belum Ditangkap 2 Tahun Usai Kejadian

Remaja Diperkosa Staf Kelurahan, Pelaku Belum Ditangkap 2 Tahun Usai Kejadian

Megapolitan
Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Megapolitan
Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Megapolitan
Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Megapolitan
Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak 'Ngopi' Bareng

Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak "Ngopi" Bareng

Megapolitan
Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Megapolitan
2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com