Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Razman Sindir Menteri dan Lembaga soal Kalijodo

Kompas.com - 02/03/2016, 15:09 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengacara warga Kalijodo, Razman Arif Nasution, menyindir sejumlah pihak terkait masalah Kalijodo. Menurut dia, para pihak itu tidak berbuat sesuatu untuk membantu warga Kalijodo.

Sejumlah pihak yang dia sebut adalah Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait, Komnas HAM, dan DPRD DKI Jakarta.

Mulanya, Razman mempertanyakan mengapa Kemensos tidak membantu warga Kalijodo yang, menurut dia, teraniaya akibat penggusuran tersebut.

"Mana, dia kan punya anggaran, benar enggak? Kemensos kan punya anggaran untuk urus orang teraniaya begini. Apa takut sama Ahok? Kan aneh ya, menteri kan dia, komandannya kan presiden," kata Razman, di PTUN Jakarta Timur, Rabu (2/3/2016).

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait juga menjadi sasarannya. Razman menyayangkan lembaga perlindungan anak itu tak berbuat sesuatu ketika anak-anak di Kalijodo mengalami trauma akibat kedatangan aparat.

"Ini anak-anak di sana enggak sekolah, kemudian anak-anak di situ terintimidasi, ada banyak ramai-ramai aparat, trauma, enggak didengar, ngapain mereka? Saya heran nih," cetus Razman.

Ia juga mengkritik Kementerian Agraria yang tak menjelaskan nasib warga Kalijodo yang mempunyai sertifikat.

"Menteri Agraria lagi, reformasi agraria itu apa, ada tanah bersertifikat mau diapain itu, diusutlah. Ini enggak ada komentar apa-apa. Apa didiamkan?" tanya dia.

Razman yang pernah mengadukan masalah Kalijodo ke DPRD DKI juga kecewa dengan wakil rakyat itu. Ia pun menyayangkan Komnas HAM tidak turun tangan untuk masalah Kalijodo. Ia mengaku sempat berdialog dengan salah satu komisioner Komnas HAM, Hafid Abbas.

"Saya tanya kenapa tidak datang ke lokasi. Dia bilang, dia datang, tapi dihalangi. Lho, bapak Komnas HAM kok dihalangi, saya aja bisa masuk."

"Ini biar didengar publik, begitu beraninya seorang Ahok, apa polisi juga melakukan itu? Apa benar dia (Abbas) dihalangi? Komnas HAM dihalangi masuk, wah itu mengerikan," ujar Razman.

Razman juga mengungkapkan bahwa Komnas HAM sebenarnya telah melayangkan surat bagi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk menunda eksekusi di Kalijodo.

"Tapi, Ahok mengabaikan itu. Itu suatu poin serius sehingga tadi malam langsung kita tantang dia (Abbas) untuk hari Senin saya bertemu beliau, kemudian bersama-sama press con untuk menyatakan Ahok melanggar HAM," ujar Razman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com