Dua BUMN itu tidak mengangkat kabel lama mereka dari gorong-gorong karena biaya untuk mengangkat kabel yang tergolong mahal.
Apalagi, bagi dua BUMN itu, kabel-kabel lama tersebut tidak memiliki nilai ekonomis lagi. (Baca juga: Pencuri Kabel di Selokan Incar Timah dan Tembaga).
"Nah kenapa ini bisa terjadi? Karena ada jaringan kabel lama baik PLN maupun Telkom. Perusahaan menganggap itu tidak memiliki nilai ekonomis lagi, kemudian tidak diangkat karena makan biaya tinggi," ujar Tito di Mapolda Metro Jaya, Jumat (11/3/2016).
Menurut Tito, hal tersebutlah yang menimbulkan potensi pencurian kabel oleh kelompok tertentu.
"Ini membuka kesempatan terjadi semacam adanya barang-barang berharga dengan nilai ekonomis yang bisa diambil oleh kelompok-kelompok tertentu," sambung dia.
Tito menambahkan, para pelaku pencurian isi kabel ini mulanya adalah pemulung.
Namun, karena hasil menjadi pemulung kurang memuaskan, maka mereka beralih profesi menjadi pencuri spesialis kabel.
"Kelompok gorong-gorong ini mereka pemulung, tetapi memulung pendapatannya kecil, ini pendapatannya besar. Tembaga per kilogram harganya bisa di atas Rp 40.000, sedangkan timah di atas Rp 12.000 per kilogram, sedangkan besi harganya lebih kurang Rp 3.000-an," papar Tito.
Terkait dugaan pencurian isi kabel di gorong-gorong ini, polisi menetapkan enam tersangka.
Dari enam orang itu, dua di antaranya adalah residivis kasus pencurian kabel 2015. (Baca: Polisi Ringkus Enam Tersangka Pencuri Kabel di Gorong-gorong Kawasan "Ring Satu").
Sementara itu, empat sisanya adalah anggota baru dari kelompok pencuri tersebut.
Para pelaku yang ditangkap adalah STR alias BY (45), MRN alis N (34), SWY alias SM (45), AP alias UC (28), RHM alias GUN (43), dan AT alias TGL (48).
Pengusutan yang dilakukan tim Polda Metro Jaya ini berawal dari ditemukannya bungkus kabel oleh petugas Suku Dinas Tata Air Jakarta Pusat di gorong-gorong Jalan Medan Merdeka Selatan pada 24 Februari.
Awalnya, petugas mengira bungkus kabel yang ada di sana hanya sedikit.
Namun, setelah ditelusuri selama beberapa hari, jumlah bungkus kabel dari gorong-gorong jalan protokol tersebut mencapai 26 truk.