Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ambisi Lulung Jadi Gubernur Terhalang Keputusan Partai

Kompas.com - 11/04/2016, 08:59 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ambisi Abraham "Lulung" Lunggana untuk maju dalam Pilkada DKI 2017 menghadapi jalan buntu. Partainya yang terbelit konflik internal mendukung orang lain untuk maju.

Lulung awalnya malu-malu mengakui bahwa dia ingin menjadi calon gubernur DKI. Wacana Lulung akan menjadi cagub datang dari Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan hasil muktamar Jakarta, Djan Faridz. Sekitar Februari 2016, Lulung mulai menyatakan kesiapannya untuk menjadi calon gubernur.

Apa yang menjadi modalnya?

Berbekal pengalamannya di DPRD, dia mengaku tahu apa yang kurang dari pemerintah saat ini.

"Saya nyalon dong karena hampir 7 tahun di DPRD, saya masih melihat pemerintah tidak maksimal mendukung upaya dan semangat masyarakat yang ingin berpartisipasi membangun lingkungannya," ujar Lulung di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih pada pertengahan Februari 2016.

Program utama Lulung hanya satu. Dia ingin memberi jaminan kepada masyarakat bahwa aspirasi mereka dalam musrenbang terpenuhi. Kata dia, masyarakat sering merasa kesal karena keluhan mereka tidak dihiraukan.

Ketika warga meminta sebuah kegiatan kepada Pemprov DKI melalui musrenbang, kegiatan itu bisa tidak jadi terealisasi. Bahkan tertunda hingga 3 tahun.

"Makanya siapapun yang jadi gubernur, apalagi kalau saya yang jadi gubernur, jangan coret aspirasi rakyat itu," ujar Lulung.

Relawannya bergerilya

Sejak dulu, Lulung terkenal sebagai tokoh yang memiliki massa. Hal itu berkat organisasi masyarakat Pemuda Pancamarga yang dipimpinnya. Dukungan massa berbalut nama relawan juga dia gunakan untuk melancarkan niatnya "nyagub" di Jakarta.

Pada 30 Maret lalu, Lulung meresmikan relawannya yang dinamakan "Suka Haji Lulung" di Rawa Buntu, Jakarta Selatan. Lapangan di Rawa Buntu dibuat merah oleh para relawan "Suka Haji Lulung" yang hadir.

Mereka mengenakan kaus berwarna merah yang memuat gambar karikatur Lulung. Dalam peresmian itu, Lulung melantik lima koordinator wilayah dari seluruh bagian Jakarta.

Korwil Jakarta Utara, Giswar, membawa puluhan massa ke Rawa Buntu untuk mengikuti peresmian kelompok relawan itu. Ia menceritakan bagaimana caranya bisa menghimpun massa.

"Mereka datang tanpa saya mobilisasi apa-apa. Orang dari Muara Angke datang ke rumah saya karena dengar saya koordinator 'Suka Haji Lulung' dan mereka akhirnya mau datang sendiri," ujar Giswar.

Ia mengatakan, kebanyakan warga bertanya kepadanya apakah Lulung mampu membantu mereka menyelesaikan sejumlah persoalan atau tidak. Giswar mengaku hanya menjawab bahwa Lulung akan secara maksimal membantu warga.

Halaman:


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com