Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPAI Berharap Pendidikan Seksual Masuk Kurikulum Pendidikan

Kompas.com - 26/05/2016, 14:56 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda mengatakan, KPAI berharap Kementerian Pendidikan memasukkan pendidikan seksual ke kurikulum pendidikan 2016. Pemerintah perlu memfasilitasi pendidikan seksual sebab pemahaman orangtua tentang hal tersebut kurang komprehensif.

"Kami berharap 2016 sudah masuk kurikulum. Orangtua tidak memahami pengetahuan tersebut. Oleh karena itu, satu-satunya jalan pemerintah-lah yang fasilitasi melalui kurikulum tadi," ujar Erlinda sesuai diskusi yang digelar Polres Metro Jakarta Barat di Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Kamis (26/5/2016).

Menurut Erlinda, KPAI sejak tahun 1999 sudah mengusulkan adanya pendidikan seksual di sekolah. Namun, hal tersebut belum juga terlaksana karena terhambat paradigma terkait pendidikan seksual itu sendiri.

"Ini sudah sangat mendesak. Kami sudah mengatakan itu sejak tahun 1999, tapi lagi-lagi pemikiran itu dianggap mengajarkan tentang seks. Kendala terbesar adalah paradigma berpikir, tidak hanya masyarakat, tapi pemerintah itu sendiri. Tapi sekarang paradigmanya sudah ada perubahan," kata Erlinda.

Pendidikan seks, lanjut dia, sudah harus diajarkan sejak dini agar anak-anak tidak kebingungan saat mereka menginjak masa pubertas. Pendidikan seksual tidak boleh lagi dianggap sebagai hal yang tabu.

"Kalau itu tidak diajarkan, anak nanti bingung. Saat mengalami pubertas, mereka nanti akan mendapatkan informasi yang salah. Itu akan sangat membahayakan," ucapnya.

Wakil Ketua Bidang Program dan Eksternal Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) DKI Jakarta, Margaretha Hanita, juga mendorong masuknya pendidikan seksual ke dalam kurikulum.

Menurut Margaretha, institusi pendidikan memiliki peran yang penting dalam mengajarkan pendidikan seksual.

"Menurut saya, sudah urgen, merupakan mandatori negara. Kalau mau mencegah harus masuk dari institusi pendidikan, kalau tidak harus dari sistem," kata Margaretha.

Meski begitu, orangtua juga harus tetap mengajarkan anak-anak menjaga tubuh mereka. Sehingga pemerintah tidak berupaya sendiri.

"Ajarkan tubuh ini adalah pemberian Tuhan yang sangat berharga, tidak hanya dijaga kebersihannya, tapi dijaga juga dari orang yang pegang-pegang misalnya. Jadi di situ disentuh etikanya, disentuh moralnya, ada Tuhan-nya juga," tutur Erlinda.

Kompas TV Menteri Anies Minta Guru Cabul Dipecat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com