Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teman Ahok: Ada Ancaman Ahok Ditinggalkan Pendukung jika Maju Lewat Parpol

Kompas.com - 11/06/2016, 15:27 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendamping Ahli "Teman Ahok", I Gusti Putu Artha, mengungkapkan sudah muncul ancaman dari pendukung akan meninggalkan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok jika dia maju lewat jalur partai politik dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Sekarang kan sudah ada, kalau sampai Ahok lewat partai, kami akan buang dukungan di jalan. Sudah ada ancaman begitu," kata Putu di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (11/6/2016).

Putu mengungkapkan ancaman itu datang dari satu atau dua pendukung Ahok. Ancaman itu menurut Putu akan merugikan Ahok bila terbukti maju lewat jalur partai politik.

Teman Ahok, kata Putu, mendorong agar Ahok maju lewat jalur perseorangan. Dorongan itu muncul karena besarnya dukungan masyarakat bagi Ahok maju lewat perseorangan. Salah satu bukti konkritnya yakni berupa pengumpulan data kartu tanda penduduk (KTP) yang hampir menyentuh angka 1 juta.

"Kalau dia lewat jalur perseorangan dan partai mendukung semua, maka seluruh elemen dukungan calon perseorangaan yang tidak ada keterikatan dengan partai, dia akan tetap mendukung, karena lewat jalur perseorangan," kata Putu.

Berbeda bila Ahok memutuskan maju lewat jalur partai politik. Para pendukung Ahok yang tak punya keterikatan dengan partai politik beresiko meninggalkan mantan Bupati Belitung Timur itu.

"Kalau misalnya pun lewat jalur partai politik maka saya tidak memastikan militansinya sama dengan jalur perseorangan. Karena dinamika sekarang kan militansinya jauh lebih besar. Sehingga dengan pilihan itu, saya mendorong Ahok di jalur perseorangan," kata Putu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com