Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Panas Sisa Es Kopi Vietnam yang Diminum Mirna Dipertanyakan

Kompas.com - 21/07/2016, 14:46 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sidang kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin, kembali digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (21/7/2016) siang. Sidang dibuka dengan menghadirkan saksi dari Jaksa Penuntut Umum, yakni barista Olivier, yang meracik es kopi vietnam pesanan Jessica, Rangga Dwi Saputra.

Dalam persidangan, kuasa hukum Jessica dan majelis hakim terus menggali keterangan Rangga dalam pembuatan es kopi vietnam yang diminum Mirna. Salah satunya soal sisa air di teko yang terbuang.

Rangga menuturkan pembuatan es kopi vietnam di Olivier, disajikan dengan cara pour over. Bubuk kopi di cangkir, diletakkan di atas gelas berisi es, air panas dari teko kemudian dituangkan selama 2,5 hingga 3 menit.

Hakim mencurigai bisa saja racun sianida diletakkan di air panas. Adapun air berasal langsung dari instalasi gedung. Air yang biasanya tersisa di teko kemudian dibuang.

"Biasanya kalau ada air sisa saya yang buang," kata Rangga.

Rangga menjelaskan bahwa Olivier hanya memiliki dua teko. Satu teko dapat menampung air panas untuk dua gelas. Namun air ini biasanya langsung dibuang karena sudah tidak panas lagi.

"Kalau pesanannya sama, bisa airnya dipakai lagi. Tapi itu untuk yang pesannya bareng aja, kalau beda biasanya dibuang," ujar Rangga. (Baca: Kuasa Hukum Jessica Cecar Barista Olivier soal Pembuatan Es Kopi Vietnam)

Rangga akhirnya mengakui bahwa ia tak mengingat persis ke mana air sisa di teko itu. Ia mengatakan setelah teko digunakan di meja 54 tempat Jessica, Mirna, dan Hani duduk, teko tersebut tiba-tiba sudah berada di pantry dan kosong. Kuasa hukum Jessica, Otto Hasibuan mengatakan sisa air di teko itu perlu diteliti karena berpeluang sebagai tempat menampung sianida yang membunuh Mirna.

"Selama ini kan fokusnya kita selalu pada Jessica memasukkan sianida ke dalam gelas. Jadi yang kita cari yang ada di dalam gelas. Nah ternyata terbukti di persidangan tadi sisa air teko itu ada. Jadi mestinya harus dicek airnya itu diperiksa ada sianida atau tidak," ujar Otto di sela-sela persidangan.

Kompas TV Barista Pastikan Tak Ada Campuran Lain Es Kopi Vietnam Pesanan Jessica
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com