Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaksa: Apakah Kematian Mirna Hal yang Terprediksi oleh Jessica?

Kompas.com - 16/09/2016, 06:07 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jaksa penuntut umum yang menangani kasus kematian Wayan Mirna Salihin, Hari Wibowo, menyinggung hasil pemeriksaan psikiater, Natalia Widiasih Raharjanti, terhadap Jessica Kumala Wongso yang menyebutkan bahwa Jessica tidak menunjukkan lonjakan emosi saat Mirna meninggal.

Hasil pemeriksaan Natalia itu dijadikan bahan bagi jaksa dalam menggali keterangan dari psikiater klinis, Firmansyah, yang dihadirkan tim kuasa hukum Jessica dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (15/9/2016) malam.

"Ada di halaman 21 (BAP Natalia). Kematian Mirna tidak diprediksi, maka seharusnya terperiksa (Jessica) menunjukkan reaksi yang kuat, tetapi itu tidak terjadi. Apakah kematian Mirna merupakan hal yang terprediksi oleh terdakwa?" tanya Hari kepada Firmansyah.

(Baca juga: Pengacara Tanyakan Kemungkinan Jessica Sakiti Mirna kepada Psikiater)

Firmansyah lantas tidak bisa menjawab pertanyaan jaksa. Ia hanya meminta jaksa untuk tidak menyimpulkan terlalu dini.

"Terlalu dini maupun gegabah menurut saya. Kalau ada seorang yang memiliki pola tertentu, bukan berarti itu hal pasti. Kita terbuka hal kecil apa pun," ujar Firmansyah.

Hari kemudian menyinggung pernyataan Firmansyah yang mengapresiasi hasil pemeriksaan Natalia.

Ia menanyakan mengapa Firmansyah tidak dapat menjawab pertanyaan yang muncul dari hasil pemeriksaan Natalia.

“Tim (Natalia) mengatakan terdakwa tenang dengan adanya kematian Mirna, ya itu keputusan tim. Tapi, kenapa tenang, ya kan harus diperiksa dahulu,” kata Firmansyah.

(Baca juga: Ahli Digital Forensik Pihak Jessica Sebut Metode Ahli dari Jaksa Tak Ilmiah dan Subyektif)

Mirna meninggal setelah meminum es kopi vietnam yang dipesan oleh Jessica di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Rabu (6/1/2016). Jessica menjadi terdakwa kasus tersebut.

JPU memberikan dakwaan tunggal terhadap Jessica, yakni Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana.

Kompas TV Ahli Pihak Jessica: Ada Perbedaan Ukuran Video CCTV
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com