Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Akun-akun di Medsos yang Akan Meramaikan Kampanye Pilkada

Kompas.com - 26/09/2016, 19:09 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pakar informasi teknologi dan kriptografi Pratama Persadha menjelaskan tentang fenomena di media sosial yang biasanya terjadi menjelang pilkada. Isu yang diangkat di media sosial terkait pilkada dan calonnya dianggap punya peran yang tidak kalah penting dalam memengaruhi pilihan publik terhadap calon pemimpin mereka nantinya.

"Bicara pilkada itu butuh sosialisasi. Salah satu alat sosialisasi adalah media sosial. Akan tetapi, kita sama-sama tahu, media sosial terkenal dengan hal yang bersifat anonim sehingga jika ada black campaign atau negative campaign, kita tidak tahu apakah itu lawan atau kawan yang menyamar," kata Pratama di acara Diskusi Pentas Pilkada 2017 oleh Sindotrijaya FM, Senin (26/9/2016).

Pratama menuturkan, akan ada tiga jenis akun media sosial yang berperan meramaikan pilkada, yakni akun resmi, akun anonim, dan akun robot. Akun resmi ini merupakan akun media sosial milik tim sukses calon kepala daerah yang terdaftar di KPUD setempat.

Sementara itu, akun anonim dan akun robot biasanya digunakan untuk tujuan tertentu, seperti kampanye hitam. Menurut dia, penyelenggara dan pengawas pilkada nanti harus lebih waspada terhadap kedua jenis akun media sosial tersebut.

"Akun resmi kan tidak akan membuat berita-berita yang nantinya akan menjadi sorotan dari pihak lawan atau siapa saja yang membaca. Namun, akun anonim sama akun robot ini tidak peduli. Mereka akan posting terus," tutur Pratama.

Pratama menilai, tidak ada cara spesifik untuk menghilangkan akun anonim dan akun robot. Bahkan, jika ada akun yang terang-terangan punya tujuan buruk, perlu waktu dan sumber daya yang mumpuni untuk melacak siapa orang yang berada di baliknya.

"Minimal, yang bisa dilakukan adalah menginventarisasi akun-akun tersebut. Tentunya KPU sudah bekerja sama dengan kepolisian dan pihak terkait untuk mengantisipasi hal itu. Misalnya akun robot, kalau dinonaktifkan, itu bisa muncul lagi dengan gampangnya. Bisa sampai seribu atau satu juta akun robot," ujar dia. (Baca: Pemilih Diajak Lebih Cermat Memilah Informasi Terkait Pilkada di Medsos)

Selain upaya dari KPUD dan Bawaslu selaku pengawas, masyarakat juga diharapkan tidak mudah terpengaruh dengan informasi yang beredar di media sosial. Jika masyarakat dapat memilah dan tidak menanggapi informasi buruk, maka tujuan pilkada dapat sepenuhnya tercapai, yakni memilih calon pemimpin berdasarkan pertimbangan yang rasional dan matang.

Kompas TV Kenal Lewat Medsos, Siswi SMA Dicabuli 4 Pria
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com