Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok dan Komitmen "Cashless"

Kompas.com - 02/11/2016, 07:36 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Tim pemenangan calon guberrnur yang maju pada Pilkada DKI Jakarta 2017, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, baru saja mengumumkan metode penggalangan dana kampanye untuk Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017.

Metode pembayaran untuk menyumbangkan dana kampanye dapat dilakukan dengan tiga cara, yakni transfer tunai melalui kantor-kantor cabang BCA, transfer melalui mesin ATM atau mobile banking, ataupun melalui kartu kredit.

Tak ada penerimaan uang tunai dalam penggalangan dana kampanye tersebut.

Ahok menyatakan, tak adanya penerimaan dana secara tunai merupakan komitmennya untuk meminimalisir penyelewengan. Sama seperti yang selama ini diterapkannya di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang selalu mengedepankan transaksi non tunai atau cashless.

"Seperti di Pemprov DKI, tidak boleh ada uang tunai. Semua harus transfer," kata Ahok di rumah pemenangannya di Jalan Situ Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (1/11/2016).

Dalam metode penggalangan dana kampanye, masyarakat dapat mentransfer uang baik secara online maupun di kantor-kantor cabang BCA.

Untuk pembayaran secara online, masyarakat diminta untuk mengunjungi laman ahokdjarot.id yang menyediakan panduan untuk menyumbangkan dana.

Ahok menyatakan cara penggalangan dana kampanye yang dijalankannya merupakan yang pertama kalinya dalam sejarah perpolitikan di Indonesia. Ahok yakin cara yang terinpirasi dari penggalangan dana kampanye Presiden Amerika Serikat Barack Obama itu akan diikuti oleh banyak calon kepala daerah lain pada Pilkada Serentak 2018.

"Ke depan saya harap ada Ahok-Ahok baru yang mau bekerja. Yang punya hati mau melayani publik bisa didukung masyarakat," ujar Ahok.

Ia melarang para relawan dan anggota tim pemenangannya menggalang dana dengan meminta-minta uang secara tunai. Ia menegaskan warga yang ingin membantunya hanya boleh menyumbang melalui transfer ataupun melalui kartu kredit.

"Jadi relawan yang mau buat penggalangan dana silakan. Yang mau buat makan-makan silakan, Tapi semua uang harus masuk ke rekening kampanye resmi," kata Ahok.

Ahok menyatakan statusnya sebagai gubernur petahana sebenarnya membuatnya mudah untuk mengumpulkan dana kampanye. Namun, ia menyatakan tidak ingin melakukan hal tersebut.

Selain karena dilarang, Ahok menyatakan ingin mengumpulkan dana kampanye dengan cara melibatkan sebanyak mungkin warga. Dia menganggap penggalangan dana kampanye juga merupakan cara untuk membudayakan politik partisipatif.

Ahok pun menceritakan saat masa penggalangan dana kampanye oleh kelompok relawannya, "Teman Ahok" beberapa bulan lalu. Saat itu, Ahok bercerita ada salah satu pengusaha kenalannya yang menawarkan ingin memberikan dana langsung sebesar Rp 30 Miliar.

Menurut Ahok, pengusaha yang biasa ia panggil dengan sebutan "om" itu bertanya kepada Teman Ahok berapa dana yang dibutuhkan untuk modal kampanye Ahok.

Halaman:


Terkini Lainnya

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Megapolitan
Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Megapolitan
Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Megapolitan
Kasus di Polisi Mandek, Keluarga Korban Pemerkosaan di Tangsel Dituduh Damai dengan Pelaku

Kasus di Polisi Mandek, Keluarga Korban Pemerkosaan di Tangsel Dituduh Damai dengan Pelaku

Megapolitan
Minta Pemerkosa Anaknya Cepat Ditangkap, Ibu Korban: Pengin Cepat Selesai...

Minta Pemerkosa Anaknya Cepat Ditangkap, Ibu Korban: Pengin Cepat Selesai...

Megapolitan
Remaja Diperkosa Staf Kelurahan, Pelaku Belum Ditangkap 2 Tahun Usai Kejadian

Remaja Diperkosa Staf Kelurahan, Pelaku Belum Ditangkap 2 Tahun Usai Kejadian

Megapolitan
Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Megapolitan
Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Megapolitan
Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Megapolitan
Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak 'Ngopi' Bareng

Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak "Ngopi" Bareng

Megapolitan
Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Megapolitan
2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

Megapolitan
Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Megapolitan
Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Megapolitan
Dirundung karena Rebutan Cowok, Siswi SMP di Bogor Dijebak untuk Bertemu

Dirundung karena Rebutan Cowok, Siswi SMP di Bogor Dijebak untuk Bertemu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com