Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot Sebut Indeks Pembangunan Manusia Jakarta Tertinggi, Benarkah?

Kompas.com - 14/01/2017, 13:56 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, menyebut indeks pembangunan manusia (IPM) Provinsi DKI Jakarta tertinggi di Indonesia.

Djarot menyampaikan pernyataan itu saat debat terbuka Pilkada DKI Jakarta 2017 pada Jumat (13/1/2017).

Saat itu, Djarot tengah menjawab pertanyaan terkait penggusuran dan relokasi di Jakarta.

Menurut dia, warga Jakarta tak boleh tinggal di lokasi yang tak manusiawi seperti bantaran sungai dan kolong jembatan.

(Baca juga: Debat Pertama, Djarot Tuai Pujian dari "Netizen")

Dia berkomitmen untuk memindahkan kehidupan mereka ke tempat layak seperti rusun berukuran 36 meter persegi yang disokong sejumlah fasilitas, seperti subsidi kehidupan pendidikan, transportasi, dan kebutuhan bahan pokok.

“Kita tak heran IPM (indeks pembangunan manusia) Jakarta paling tinggi,” kata Djarot di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat.

Lantas, benarkah IPM Provinsi DKI Jakarta tertinggi di Indonesia? Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), IPM Provinsi DKI Jakarta berada di posisi pertama pada tahun 2015.

IPM di Jakarta mencapai 78,99. Berdasarkan penelusuran dari BPS, dalam kurun lima tahun terakhir, IPM Provinsi DKI Jakarta terus meningkat.

Adapun IPM Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2010 adalah 76,31, tahun 2011 sebesar 76,98, pada tahun 2012 sebesar 77,53, pada tahun 2013 sebesar 78,08, pada tahun 2014 sebesar 78,39, dan tahun 2015 mencapai 78,99.

(Baca juga: Benarkah Pengangguran di Jakarta Berkurang seperti Kata Ahok? )

Tak heran bila BPS menyebut Provinsi DKI Jakarta sudah menjadi provinsi dengan IPM tertinggi sejak indeks pembangunan manusia dihitung.

Menurut BPS, capaian ini didasari lantaran Jakarta sebagai pusat dari semua kegiatan, baik pendidikan, perekonomian, bisnis, maupun wisata.

Selain itu, akses untuk mendapatkan pendidikan ataupun kesehatan di Jakarta sangat mudah.

Kompas TV Debat Pilkada DKI Diwarnai Aksi Saling Kritik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com