JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, memanfaatkan kampanye pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017 untuk memastikan tingkat kepuasan warga terhadap kinerja dia dan cagub pasangannya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), seimbang dengan tingkat keterpilihan pada putaran kedua Pilkada DKI 2017.
Sebab, berdasarkan hasil putaran pertama Pilkada DKI Jakarta 2017, tingkat kepuasan terhadap kinerja mereka dengan tingkat keterpilihannya tidak berbanding lurus.
"Kenapa tingkat kepuasan warga yang 74 persen, berarti mengapresiasi apa yang dikerjakan oleh pasangan Basuki Djarot, itu kemarin pemilihnya kok baru 43 persen," ujar Djarot di Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (8/3/2017).
(Baca juga: "Blusukan" ke Cipayung, Djarot Ajak Kakek Berumur 120 Tahun Dirawat di RS)
Oleh karena itu, Djarot ingin memastikan tingkat kepuasan warga seimbang dengan tingkat keterpilihan mereka pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017 nanti.
Djarot merasa bersyukur pada putaran pertama unggul dibandingkan dua pasangan penantangnya. Padahal, kata Djarot, banyak isu-isu yang menerpa pasangan petahana tersebut.
"Kami bersyukur pada putaran pertama itu kami unggul loh, meskipun banyak sekali isu-isu yang digoreng sana sini, terutama isu SARA. Kami masih cukup unggul 43 persen, unggul kan, nomor satu kan," kata dia.
Djarot yakin, keunggulan mereka karena masyarakat sudah dewasa dan cerdas dalam proses demokrasi.
Pada putaran kedua ini, Djarot akan terus melakukan kampanye tatap muka dan berdialog dengan warga.
Dengan begitu, Ahok-Djarot bisa terus menampung persoalan yang dikeluhkan warga dan menyelesaikannya.
(Baca juga: Soal Partai Basis Islam Akan Dukung Ahok-Djarot, Ini Komentar PKB)
Selain itu, kampanye putaran kedua juga dilakukan untuk memastikan warga Jakarta mengetahui visi, misi, dan program Ahok-Djarot, serta menepis semua kabar hoax yang beredar.
"Tadi juga banyak yang belum paham, contoh misalnya ada berita hoax, dia bilang nanti sebentar lagi itu sekolah SD, SMP, SMA, mau ditarik lagi ya, bayar lagi, itu enggak benar," ucap Djarot.