Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampanye Anies di Kompleks DDII, Melanggar Administrasi atau Tidak?

Kompas.com - 10/03/2017, 07:44 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan, menghadiri deklarasi dukungan "Ustazah Bela Negri" di aula Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Senen, Jakarta Pusat, Kamis (9/3/2017).

Kegiatan itu tampak tak ada masalah sampai Anies berbicara di atas panggung untuk menyampaikan sambutan.

Pada saat bersamaan Ketua Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan (Panwascam) Senen, Leli, kemudian berbicara dengan salah seorang anggota tim pemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Pembicaraan kelihatan serius.

Setelah pembicaraan dengan anggota tim sukses itu, Leli mengatakan kepada Kompas.com bahwa deklarasi itu diduga melanggar administrasi lantaran berada di lingkungan Masjid Agung Al Furqon, DDII, Jakarta Pusat. Panwascam meminta kepada tim pemenangan untuk menghentikan kampanye Anies.

"Kalau dari kami sudah minta dihentikan. Saya pikir tadi cuma dukungan saja tanpa ada seperti menyerang, itu kan kampanye," kata Leli di kompleks DDII, Jakarta Pusat, Kamis.

Ketika itu, Anies berkampanye di sebuah aula yang merupakan bagian dari kompleks Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia. Di atas aula itu terdapat masjid yang bernama Masjid Agung Al Furqon.

Leli mengatakan bahwa Anies diduga telah melanggar Pasal 66 ayat 1 huruf j Peraturan KPU (PKPU) Nomor 12 Tahun 2016 yang merupakan perubahan PKPU 7 Tahun 2015 yang menyebutkan, dalam kampanye dilarang menggunakan tempat ibadah dan tempat pendidikan.

Terkait temuan ini, Leli mengatakan segera membuat laporan dugaan pelanggaran administrasi ke Panwaslu Jakarta Pusat. Nanti, Panwaslu akan meneruskan ke Bawaslu untuk dibuat kajian apakah hal itu termasuk pelanggaran atau bukan.

"Kalau harus klarifikasi, timses (tm sukses) akan dipanggil. Ini sudah masuk ranah kampanye," kata Leli.

Anies sendiri membantah disebut berkampanye di tempat ibadah. Menurut Anies, dia berkampanye di aula kantor DDII.

"Sepengetahuan saya ini kantor Dewan Dakwah Islamiyah yang di dalam kantor dewan dakwah itu ada masjid. Ini komplek kantor dan ini aulanya," kata Anies.

Anies berharap tidak ada pihak salah pengertian sehingga dianggap kampanye di dalam lingkungan masjid. Dia juga berharap dijauhkan dari fitnah. Anies menginginkan Pilkada DKI Jakarta berlangsung jujur, adil dan demokratis.

"Jujur artinya tidak ada aneh-aneh prosesnya. Adil itu pemerintahan tak berpihak, KPU dan Panwas gak berpihak. Ketiga, demokratis, yang berhak boleh coblos, yang tidak jangan ikutan coblos," kata Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Megapolitan
Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Megapolitan
Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Megapolitan
Suramnya Kondisi RTH Tubagus Angke, Diduga Jadi Tempat Prostitusi dan Banyak Sampah Alat Kontrasepsi Berserakan

Suramnya Kondisi RTH Tubagus Angke, Diduga Jadi Tempat Prostitusi dan Banyak Sampah Alat Kontrasepsi Berserakan

Megapolitan
Polda Sulut Benarkan Brigadir RAT Jadi Ajudan Pengusaha di Jakarta, tetapi Tak Izin Pimpinan

Polda Sulut Benarkan Brigadir RAT Jadi Ajudan Pengusaha di Jakarta, tetapi Tak Izin Pimpinan

Megapolitan
Mantan Karyawan Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris untuk Bayar Utang Judi dan Beli Motor

Mantan Karyawan Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris untuk Bayar Utang Judi dan Beli Motor

Megapolitan
Pabrik Arang di Balekambang Baru Disegel, Warga Sudah Hirup Asap Pembakaran Arang Selama 15 Tahun

Pabrik Arang di Balekambang Baru Disegel, Warga Sudah Hirup Asap Pembakaran Arang Selama 15 Tahun

Megapolitan
Baru Kerja Sebulan, Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris Gelapkan Uang Rp 172 Juta

Baru Kerja Sebulan, Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris Gelapkan Uang Rp 172 Juta

Megapolitan
Sudah 4 Bulan Permukiman Cipayung Depok Banjir, Akses Jalan Bulak Barat-Pasir Putih Terputus

Sudah 4 Bulan Permukiman Cipayung Depok Banjir, Akses Jalan Bulak Barat-Pasir Putih Terputus

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Segera Bangun RDF Plant Baru di Rorotan dan Pegadungan

Pemprov DKI Diminta Segera Bangun RDF Plant Baru di Rorotan dan Pegadungan

Megapolitan
Terima 256 Aduan Soal THR Lebaran 2024, Pemprov DKI Beri Tenggat Perusahaan hingga Akhir Tahun Ini

Terima 256 Aduan Soal THR Lebaran 2024, Pemprov DKI Beri Tenggat Perusahaan hingga Akhir Tahun Ini

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com