Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal Usul Tercetusnya Program "Kartu Jakarta Lansia"

Kompas.com - 30/03/2017, 10:55 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasangan calon gubernur-wakil gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno saling klaim lebih dahulu mengajukan program jaminan kesejahteraan bagi warga lanjut usia.

Adapun program pemberian bantuan langsung bagi lansia tercantum dalam visi misi yang diserahkan Anies-Sandiaga ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta. Sedangkan pasangan Ahok-Djarot berencana memberi bantuan melalui Kartu Jakarta Lansia (KJL).

Pada acara "Mata Najwa" yang digelar Senin (27/3/2017), Anies mempertanyakan rencana program KJL yang baru digagas pada masa kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017. Ahok menampik anggapan tersebut.

"Sebetulnya (KJL) bukan baru diluncurkan. Kalau lihat berita tahun 2013, saya sudah bilang uang pensiun lansia itu diatur oleh Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)," kata Ahok beberapa waktu lalu.

Hanya saja, pemerintah wajib memberlakukan untuk tenaga kerja pada tahun 2019. Sehingga realisasi uang pensiun lansia dilaksanakan dengan sistem gotong royong. Ahok mengatakan, fakta di lapangan, banyak lansia yang membutuhkan pertolongan. Pada tahun 2013, Ahok melakukan kajian mengenai besaran kebutuhan lansia.

"Kajian terakhir Rp 600 ribu hingga Rp 1 juta," kata Ahok.

Ahok menyebut, dirinya sudah menjalankan UU SJSN sejak menjabat Bupati Belitung Timur pada tahun 2005. Kemudian, saat menjabat Gubernur DKI Jakarta, Ahok memberi bantuan lansia melalui uang operasional yang didapatkannya tiap bulan.

Lansia yang telah terdata wajib memiliki rekening Bank DKI. Tiap bulannya, Ahok mentransfer uang sebesar Rp 1,5 juta kepada lansia-lansia tersebut.

"Tapi setelah kami lakukan Dasawisma PKK, kami sadar mulai tidak bisa mengandalkan uang operasional, namanya KJL. Tapi secara prinsip, gimana UU SJSN bisa diimplementasikan di Jakarta," kata Ahok. (Baca: Daya Tarik Program Kartu Jakarta Lansia bagi Kakek dan Nenek)

Selain itu, Ahok mengaku menemukan banyak anak-anak pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP) menggunakan dana tersebut untuk membeli popok. Ternyata popok itu diperuntukkan bagi kakek dan nenek mereka. Ahok mengaku terkejut mengetahui pemegang KJP itu tidak menggunakan dana yang ia miliki untuk membeli bahan pokok, melainkan popok.

"Saya temukan banyak anak kenapa beli pampers ya? Kami mulai cari (penyebabnya), oh ternyata kakeknya itu butuh pampers sehari dua," kata Ahok.

Dengan demikian, Pemprov DKI Jakarta meluncurkan KJL. Karena keterbatasan uang operasional yang dimiliki Ahok. Selain itu, program KJL juga dijalankan sebelum realisasi BPJS Ketenagakerjaan bagi para pensiun berlaku pada tahun 2019.

Rencananya, program KJL juga akan diberlakukan secara non tunai. Agar pemerintah dapat mengawasi penggunaan dana KJL. "Kalau belanja, mesti gesek. Nanti Alfamart dan Carrefour terima (penggunaan) KJL," kata Ahok. (Baca: Ini Kriteria Penerima Kartu Jakarta Lansia)

Kompas TV Anies Janjikan Lingkungan Ramah Perempuan & Lansia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com