Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buruh Bantah Pembakaran Karangan Bunga Ditunggangi Kepentingan Politik

Kompas.com - 03/05/2017, 07:19 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Pekerja Logam, Elektronik, dan Mesin Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP LEM SPSI) DKI Jakarta, Idrus, membantah aksi pembakaran karangan bunga saat May Day bernuansa politis. Dia mengatakan aksi tersebut spontan tanpa diperintahkan oleh siapa pun.

"Lalu berkembang cerita bahwa ada yang menunggangilah, dari partai inilah. Ada info harus dicari, dikejar, ditangkapi. Kemarin Kapolres sama Satpol PP sudah oke, bersih kita jalan lagi," ujar Idrus kepada Kompas.com, Selasa (2/5/2017).

Saat aksi pembakaran karangan bunga berlangsung, memang ada spanduk berukuran besar dengan tulisan "Selamat Datang Gubernur Baru".

Spanduk itu dilengkapi dengan wajah Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Spanduk itu dipasang di antara karangan bunga untuk Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.

Baca: Ini Penjelasan Kelompok Buruh yang Bakar Karangan Bunga Ahok-Djarot

Ada tulisan FSP LEM SPSI di dalam spanduk itu. Namun, Idrus mengaku tidak mengetahui keberadaan spanduk itu.

"Saya sama sekali tidak lihat spanduk itu, makanya saya kaget," ujar Idrus.

Meski demikian, menurut dia wajar saja jika seseorang mendukung calon gubernur lain karena sudah kecewa dengan gubernur sebelumnya.

"Logikanya, kalau gubernur enggak berpihak wajar saja orang pilih yang berpihak," ujar Idrus.

Idrus tidak membantah kekecewaan para buruh kepada Ahok. Menurutnya, aksi bakar karangan bunga merupakan spontanitas para buruh atas kekesalan mereka yang sudah memuncak. Mereka kesal karena Ahok tidak pernah mendengar aspirasi mereka dan sulit ditemui.

Baca: Polisi Klaim Sudah Cegah Buruh agar Tak Bakar Karangan Bunga

"Yang jadi garis merahnya, ini Ahok berbicara tidak sesuai dengan apa yang dilakukan. Kalau Anda lihat dia bicara di TV bahwa rakyat Jakarta sejahtera, enggak punya biaya kita tanggung sampai kuliah. Tapi ini buruh gajinya kok enggak dinaikan," ujar Idrus.

Kompas TV Aksi pembakaran karangan bunga untuk Ahok juga mendapat komentar dari Sandiaga Uno.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com