Salin Artikel

Blunder Pohon Plastik di Jakarta...

Dalam dua hari terakhir, ramai protes dan cibiran warganet soal pohon plastik yang memakan trotoar dan memang tak menarik secara estetika.

Pohon-pohon itu sebenarnya adalah stok lama pengadaan tahun 2017. Biasanya ketika hari besar, pohon-pohon itu dipasang di Jalan MH Thamrin dan Jalan Medan Merdeka Barat saat Hari Raya, HUT Jakarta, hingga malam tahun baru.

"Ini dari anggaran tahun lalu stock kami, setelah event kami copot," kata Kepala Suku Dinas Perindustrian dan Energi Jakarta Pusat Iswandi, Kamis (31/5/2018).

Menjelang Lebaran, HUT Jakarta, dan Asian Games, Iswandi berinisiatif untuk memasang pohon-pohon itu pada 28 dan 29 Mei kemarin.

Pohon yang dipasang di Thamrin tak lama dicopot setelah ada protes dari pengguna jalan yang terhalang pohon.

Belakangan, tepatnya pada Kamis sore, pohon-pohon di Medan Merdeka Barat juga dicopot karena sudah terlalu keras diprotes dan dicibir warganet.

"Kami copot setelah ada komen masyarakat medsos, ada info dari tim Wagub untuk dibongkar," kata Iswandi.

Protes warga

Koalisi Pejalan Kaki, salah satu komunitas yang menolak lampu, merasa miris karena pohon asli ditebang, tetapi pohon imitasi justru bermunculan.

"Kenapa kami angkat isu ini, sebenarnya ini perjalanan panjang ketika kami melakukan aksi peluk pohon di Sudirman. Pohon asli di Jalan Sudirman ditebangi dan kini yang muncul pohon imitasi," ujar Ketua Koalisi Pejalan Kaki, Alfred Sitorus.

Pihaknya bukan menentang upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memperindah trotoar, karena pemasangan lampu hias ini bisa membuat trotoar menjadi lebih indah.

Namun, dia mengingatkan agar jangan sampai fungsi trotoar menjadi hilang akibat upaya itu.

Alfred menyarankan, bila Pemprov DKI ingin memperindah trotoar dengan cara ini, sebaiknya memanfaatkan pohon hidup yang sudah ada. Lampu hias bisa dipasang di pohon asli yang sudah tertanam di sana.

Inisiatif yang salah

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengaku sempat terheran-heran akan pemasangan lampu itu. Ia melihatnya ketika baru mendarat di Jakarta dari Tanah Suci pada Rabu (30/5/2018) siang.

"Sebetulnya saya pertama waktu landing kan menuju ke Merdeka Selatan langsung dari airport, saya baca tulisannya... Saya lupa kalau gak salah di salah satu (media) online, tentang lampu yang baru dipasang. Terus kebetulan ngeliat ke kiri ada beberapa... Tapi kok bentuknya seperti itu gitu..." kata Sandiaga di Jakarta Selatan, Kamis (31/5/2018).

Ia menyayangkan inisiatif itu tidak dibarengi dengan rencana yang matang.

"Ya, sometimes people make effort untuk secara... Mengambil inisiatif ya... Tapi ya kadang-kadang dari inisiatif tersebut ada yang tidak terpikirkan dengan baik dan kita beri maklum, pengertian ke mereka bahwa kalau mereka ngambil inisiatif itu lebih baik disosialisasi dulu ke kepala dinasnya," kata Sandiaga.

"Walaupun niatnya baik ya tapi kita sampaikan bahwa untuk lain kali lebih dipikirkan secara matang dan didiskusikan," ujar Sandiaga.

Tanda tanya anggaran

Selain olok-olok soal estetika dan fungsi pohon, santer juga isu soal anggaran pengadaan pohon plastik tersebut. Ada dua versi, yang pertama senilai Rp 8,1 miliar di Dinas Kehutanan. Sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) pengadaan tanaman imitasi itu berjudul lelang pengadaan tanaman dan bahan dekorasi.

Namun bidik layar laman LPSE ini dibantah oleh Iswandi. Sayangnya, ia tak menyebut berapa angka pastinya.

Kedua, versi Rp 2,2 miliar anggaran pengadaan lampu hias dan pencahayaan kota di Suku Dinas Perindustrian dan Energi tahun anggaran 2018. Ini juga dibantah oleh Sandiaga.

"Kalau anggaran yang Rp 2,2 miliar yang ditanyakan oleh temen-temen itu untuk lampu-lampu dan beautification yang berkaitan dengan Asian Games yang baru akan dilelang," kata Sandiaga.

Apapun alasannya, pengadaan lampu pohon plastik ini patut dipertanyakan. Jika Pemprov DKI memang memilih pohon plastik sebagai lampu hias, maka harus dipasang di tempat yang layak.

Namun jika mengikuti selera masyarakat yang menolak pohon plastik itu, maka pengadaan menjadi sia-sia dan tak patut untuk diadakan kembali. Kompas.com masih menunggu konfirmasi dari pejabat terkait.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/06/01/08413721/blunder-pohon-plastik-di-jakarta

Terkini Lainnya

Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Megapolitan
Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Megapolitan
Suramnya Kondisi RTH Tubagus Angke, Diduga Jadi Tempat Prostitusi dan Banyak Sampah Alat Kontrasepsi Berserakan

Suramnya Kondisi RTH Tubagus Angke, Diduga Jadi Tempat Prostitusi dan Banyak Sampah Alat Kontrasepsi Berserakan

Megapolitan
Polda Sulut Benarkan Brigadir RAT Jadi Ajudan Pengusaha di Jakarta, tetapi Tak Izin Pimpinan

Polda Sulut Benarkan Brigadir RAT Jadi Ajudan Pengusaha di Jakarta, tetapi Tak Izin Pimpinan

Megapolitan
Mantan Karyawan Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris untuk Bayar Utang Judi dan Beli Motor

Mantan Karyawan Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris untuk Bayar Utang Judi dan Beli Motor

Megapolitan
Pabrik Arang di Balekambang Baru Disegel, Warga Sudah Hirup Asap Pembakaran Arang Selama 15 Tahun

Pabrik Arang di Balekambang Baru Disegel, Warga Sudah Hirup Asap Pembakaran Arang Selama 15 Tahun

Megapolitan
Baru Kerja Sebulan, Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris Gelapkan Uang Rp 172 Juta

Baru Kerja Sebulan, Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris Gelapkan Uang Rp 172 Juta

Megapolitan
Sudah 4 Bulan Permukiman Cipayung Depok Banjir, Akses Jalan Bulak Barat-Pasir Putih Terputus

Sudah 4 Bulan Permukiman Cipayung Depok Banjir, Akses Jalan Bulak Barat-Pasir Putih Terputus

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Segera Bangun RDF Plant Baru di Rorotan dan Pegadungan

Pemprov DKI Diminta Segera Bangun RDF Plant Baru di Rorotan dan Pegadungan

Megapolitan
Terima 256 Aduan Soal THR Lebaran 2024, Pemprov DKI Beri Tenggat Perusahaan hingga Akhir Tahun Ini

Terima 256 Aduan Soal THR Lebaran 2024, Pemprov DKI Beri Tenggat Perusahaan hingga Akhir Tahun Ini

Megapolitan
Banjir di Permukiman Depok Tak Surut 4 Bulan, Ketua RT Duga karena Tumpukan Sampah Tak Ditangani

Banjir di Permukiman Depok Tak Surut 4 Bulan, Ketua RT Duga karena Tumpukan Sampah Tak Ditangani

Megapolitan
Ulah Pengemudi Mobil Dinas Polri di Depok: Tabrak Motor lalu Kabur, Berujung Dibawa Satlantas

Ulah Pengemudi Mobil Dinas Polri di Depok: Tabrak Motor lalu Kabur, Berujung Dibawa Satlantas

Megapolitan
Pabrik Arang di Balekambang Beroperasi Tengah Malam, Bikin Warga Terbangun Gara-gara Asap

Pabrik Arang di Balekambang Beroperasi Tengah Malam, Bikin Warga Terbangun Gara-gara Asap

Megapolitan
Eks Manajer Resto Ramen Hotmen Milik Hotman Paris Ditangkap Usai Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta

Eks Manajer Resto Ramen Hotmen Milik Hotman Paris Ditangkap Usai Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke