Salin Artikel

Pengalaman dengan Ojek Pangkalan dari Pengemudi Go-Jek Pertama "Driver 001"

Mulyono mengatakan dia kerap mendapat perlakuan kasar, dari ditampar, dipukul, hingga diancam menggunakan golok.

Para pengojek pangkalan tidak senang dengan keberadaan Mulyono yang dianggap mengambil penumpang mereka.

"Waktu itu di Graha Raya, saya ambil orderan di sana, saya dicegat dengan opang sepuluhan orang. Saya enggak boleh ambil orderan, customer minta diturunin dan mereka bawa golok. Saya bilang saya jangan diapa-apakan, saya nyari rezeki. Kan merasa mereka warga setempat, saya dilepas dengan kepretan dan tabokan," ujar Mulyono saat ditemui Kompas.com di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (8/1/2019).

Bahkan, saat itu Mulyono masih ragu untuk menggunakan atribut Go-Jek saat bekerja. Intimidasi dari pengojek pangkalan kerap dia alami.

Namun, saat ini, kondisi tersebut sudah jarang ditemui.

Baik ojek pangkalan maupun ojek online telah sama-sama memberikan batas wilayah mana yang bisa diambil ojek pangkalan dan ojek online.

Malah, kata Mulyono, ada sedikit pergesaran di mana sebagian kecil pengemudi ojek online tidak menghargai para ojek pangkalan.

Salah satunya dengan mengambil penumpang di kawasan yang sangat dekat dengan ojek pangkalan.

"Untuk sekarang mulai banyak perubahan, tapi kadang teman-teman kurang menghargai, ojek online kurang hargai opang. Misalnya di stasiun, kalau stasiun kan ada titik penjemputan, maunya online hormati pangkalan jangan jemput customer di depan opang, mereka butuh juga makan," ujar Mulyono.

Mulyono juga ingin menghilangkan anggapan bahwa pengemudi ojek online merupakan "preman jalanan".

Hal itu berkaca pada sejumlah kasus pengeroyokan yang dilakukan oknum pengemudi ojek online.

Salah satunya perusakan mobil di underpass Senen, Jakarta Pusat pada 2018. Di mana saat kejadian itu, tak hanya mobil yang dirusak, tapi pengemudi mobil juga dikeroyok.

Mulyono mengatakan, melalui komunitas, pihaknya terus mengedukasi agar para pengemudi tetap berlaku sopan di jalanan.

"Jalanan bukan punya online, teman-teman jangan mengedepankan premanisme, kekerasan. Jangan mentang-mentang banyak temannya," ujar Mulyono.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/01/09/12575541/pengalaman-dengan-ojek-pangkalan-dari-pengemudi-go-jek-pertama-driver-001

Terkini Lainnya

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke