Salah satunya Budi (40), pedagang gorengan di bilangan Cawang, Jakarta Timur.
Budi menyebut isu pemindahan ibu kota yang kian santer belakangan ini memang menarik buat diperbincangkan.
Namun, pada dasarnya isu tersebut tak banyak bersangkutan dengan keseharian dan pekerjaannya.
“Kita ngobrol-ngobrol begini memang seru, ya, tetapi kalau dipikir lagi, enggak ngefek juga sama kita. Kita tetap dagang gorengan, pembelinya juga ya pasti segini-segini saja," ujar Budi ketika ditemui Selasa (30/4/2019) sore.
"Yang namanya Jakarta itu, dari dulu kek, sampai sekarang kek, tetap saja paling ramai. Kalau pemerintahnya, presidennya, menteri-menterinya cabut, dikata orang-orang juga ikut cabut?” kata Budi lagi.
Budi menilai, Jakarta tak akan banyak berubah kendati predikat ibu kota kelak tak lagi disandang, terutama dari segi kesibukan warganya.
“Semua kan orang kerja juga pada di mari, malah makin tetap ramai juga bisa,” kata dia.
“Dagangan mah tetap saja sehari habis pasti. Enggak bakal tiba-tiba jadi sepi, terus orang-orang kayak kita begini (pedagang kaki lima) jadi sepi, enggak bakal,” ujar Budi.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh Yopri (34), pedagang buah di bilangan Klender, Jakarta Timur.
Dia mengaku sudah mendengar sejak lama kabar bakal pindahnya ibu kota, tetapi tak sedikit pun merasa risau maupun gembira.
Ia hanya berharap agar pemindahan ibu kota, kalau jadi, dilangsungkan dengan cara yang mulus tanpa banyak kasak-kusuk.
“Biasa saja. Memang pas dulu dengar diwacanakan lagi agak kaget, tapi sebentar doang. Katanya kan negara lain juga begitu, tuh. Asal enggak bikin ribut-ribut, enggak ‘diproyekin’ buat pindahnya sih, ya monggo saja. Saya mah fokus jualan buah,” ucap dia kepada Kompas.com, Selasa sore.
“Apalagi kalau nanti gedung-gedung bekas pemerintah yang ditinggalin bisa buat kita (pedagang), disulap jadi kayak supermarket, wah bagus tuh. Kalau bisa begitu kita dorong deh biar cepat-cepat pindah mereka,” seloroh Yopri sebelum meralat pernyataannya.
“Tapi jangan deh saya sudah enak di sini, ramai,” kata dia.
Ismail (31) yang saban hari keliling berjualan kopi dengan sepeda di sekitar Sudirman-Menteng punya pendapat serupa.
Ketika ditanya soal harapannya apabila Jakarta tak lagi menyandang status ibu kota, ia menjawab santai sembari mengungkapkan nasibnya.
“Ibu kota pindah atau enggak pindah, bakalan kalau lagi apes kita mah tetap disuruh pindah. Jakarta, ya, tetap Jakarta, duit muter di sini,” kata pria yang akrab disapa Mail itu.
Dengan enteng, ia menduga proyek pemindahan ibu kota akan semakin menguntungkan para elite sekaligus membuatnya kian tersingkir.
Ia berpendapat, para pedagang kaki lima sepertinya kerap ditertibkan karena dianggap menyebabkan Jakarta tak tampak modern.
“Kadang, ya, kalau saya lihat, yang bikin pedagang kayak saya diusir itu karena dianggap bikin kumuh. Habis ada MRT saja saya mikir-mikir kalau mau jualan dekat sana (stasiun MRT)," kata dia.
"Di sini (Sudirman) kan, lihat sendiri, gedung-gedung mewah semua. Enggak banyak-banyak amat kantor pemerintahnya. Nanti kantor pemerintah pusat kan kosong (setelah ibu kota pindah), terus seandainya tempatnya disewakan buat (aktivitas) bisnis, kita juga kena lagi,” kata Mail lagi.
Ketika ditanya soal kemungkinan Jakarta ditinggalkan sebagian warganya, Mail menampik.
Ia beranggapan, Jakarta tak perlu jadi ibu kota untuk menjadi magnet, bahkan bagi warga luar kota.
“Yang kerja di kantor pemerintah memangnya berapa, sih, dibandingkan yang di pabrik-pabrik, di kantor-kantor sana, di Sudirman-Thamrin, Senayan sana," ucap Mail.
"Paling ya kalau jadi sepi pun karena demo-demo saja yang berkurang, kalau mau demo mesti ke Kalimantan sana naik pesawat,” ujar Mail bergurau, merujuk Kalimantan sebagai salah satu opsi lokasi ibu kota yang santer diberitakan.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo yakin pemindahan ibu kota dari Jakarta terwujud suatu hari nanti.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden Jakarta pada Senin (29/4/2019) pagi membahas pemindahan Ibu Kota.
"Memindahkan ibu kota negara membutuhkan persiapan yang matang. Sisi pilihan lokasi yang tepat, termasuk memperhatikan pada aspek geopolitik geostrategis, kesiapan infrastruktur pendukung dan pembiayaan," ujar Jokowi.
"Tapi saya meyakini Insya Allah kalau dari awal kita persiapkan dengan baik, maka gagasan besar ini akan bisa kita wujudkan," kata dia lagi.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/05/01/07322631/ibu-kota-pindah-pkl-jakarta-mah-tetap-jakarta-duit-muter-di-sini