Salin Artikel

Revitalisasi Jalur Pedestrian DKI Manjakan Pejalan Kaki

KOMPAS.com – Setelah memarkir kendaraan di FX Sudirman, Jakarta, Iis Soelaeman (52) bersama putrinya Rana (22) langsung bergegas mencoba Mass Rapid Transit (MRT) dari Stasiun Senayan pada akhir Mei 2019.

Karena Rana menderita cerebral palsy, Iis harus membawa putrinya dengan kursi roda sampai ke Stasiun MRT Senayan. Ia pun mengaku sangat menikmati momen menemani anaknya menaiki MRT.

Salah satunya karena kenyamanan jalur pedestrian atau trotoar di Jalan Jenderal Sudirman yang ia lalui begitu nyaman.

“Walaupun banyak orang, karena trotoarnya lega (luas) jadi tidak perlu bersenggolan, apalagi tubrukan,” ujar Iis, Sabtu (26/10/2019).

Tiba di Stasiun Senayan, Iis disambut petugas MRT dan diantarkan ke lift. Petugas bahkan berkoordinasi dengan petugas di dalam stasiun untuk membantu Rana masuk ke gerbong MRT.

“Saya bisa melihat dan merasakan Rana yang bahagia menikmati semuanya, padahal biasanya dia menampakkan muka tegang dan stres,” tutur ibu tiga anak ini.

Setelah naik MRT dari Stasun Senayan, Iis dan putrinya turun di Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia (HI). Iis kemudian mengajak Rana keluar stasiun dan menikmati suasana di sekitar kawasan ini.

Sama dengan jalur pedestrian menuju Stasiun MRT Senayan, Iis mengatakan trotoar di sekitar Bundaran HI benar-benar ramah disabilitas. Jalur penyeberangan dari jalur pedestrian ke Halte Transjakarta sangat aman dan nyaman.

Ini karena trotoarnya ada penggunaan tanjakan atau turunan yang landai dengan railing untuk pegangan tangan bagi yang bepergian sendirian. Kondisi trotoar bahkan dibuat lebih cantik dengan lantai yang terbuat dari batu alam, berornamen lurik dan batik.

“Tidak ada orang yang tergesa-gesa dan terburu-buru sampai lupa senggol sana-sini. Kami bisa saling sapa, bahkan ada beberapa keluarga yang mengajak Rana berkenalan. Ini momen membahagiakan yang tidak mungkin terjadi kalau trotoarnya sempit,” ujar dia.

Senada dengan Iis, Ichwan Thoha (48), warga Tanah Abang, Jakarta Pusat ini mengamini kenyamanan jalur pedestrian di DKI saat ini.

Ichwan yang rutin mengikuti Car Free Day (CFD) setiap hari Minggu mengatakan trotor di Jakarta terutama di sepanjang Jalan MH Thamrin dan Jalan Jenderal Sudirman lebih nyaman untuk pejalan kaki karena lebih lebar.

“Sidewalk-nya juga jadi tempat duduk, nongkrong-nongkrong, bahkan buat selfie dan foto outfit of the day (OOTD) juga oke,” kata Ichwan.

“Saya sering lihat turis-turis Korea, Singapura, atau Malaysia, senang jalan atau mencoba MRT dan selfie di sana. Mereka kelihatan kagum dan senang,” kata dia.

Pejalan kaki jadi arus utama

Apa yang dirasakan Iis dan Ichwan tak lepas dari revitalisasi jalur pedestrian yang Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta garap.

Hingga kini total biaya pembangunan trotoar yang habiskan telah mencapai Rp 360 miliar dari dana kompensasi Kelebihan Lantai Bangunan (KLB).

Revitalisasi itu adalah bagian dari program Pemrpov DKI menjadikan pejalan kaki sebagai arus utama (mainstream) tata kota.

Lagi pula revitalisasi jalur pedestrian sudah diatur dalam Peraturan Menteri (Permen) Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 03/PRT/M/2014 tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan, dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan.

Adapun revitalisasi jalur pedestrian Pemprov DKI lebih mengedepankan kesetaraan bagi seluruh lapisan masyarakat Jakarta, mulai anak-anak, ibu hamil, lansia, hingga para penyandang disabilitas.

Kesetaraan tersebut tercermin dari tersedianya ramp (bidang miring) termasuk pada Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) sehingga pengguna tidak perlu menaiki tangga, guiding block (paving kuning di trotoar), serta pelican crossing antartrotoar di sisi barat dan timur jalan Sudirman-MH Thamrin.

Para pejalan kaki bisa menyaksikan bagaimana wajah baru trotoar Jakarta dimulai dari kawasan yang menjadi percontohan tersebut.

Dalam keterangan pers Pemprov DKI Jakarta menjelaskan, pelebaran trotoar yang mencapai 8-12 meter pada 2017-2018 ini sekaligus mengubah tata ruang Jalan Sudirman-Thamrin, di mana pembatas jalur cepat dan lambat dihilangkan.

Jalur dibagi menjadi lima bagian, yaitu jalur sisi kanan dikhususkan untuk Transjakarta, tiga lajur untuk kendaraan roda empat, lalu satu jalur lagi untuk kendaraan roda dua dan bus regular.

Dengan mengutamakan kepentingan pejalan kaki, trotoar ini menjadi sangat nyaman untuk dilintasi. Apalagi, standar keamanan pun sudah terpenuhi dengan adanya jalur hijau antara jalur pedestrian dan jalur kendaraan bermotor.

DKI butuh 2.600 km trotoar

Sejak 2017 hingga 2019, Pemprov DKI telah merevitalisasi trotoar sepanjang 134 kilometer (km). Angka ini ditargetkan meningkat pada 2020 karena akan ada revitalisasi trotoar sepanjang 47 km dengan anggaran optimal hingga Rp 1,1 triliun.

Menurut Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemprov diharuskan membangun trotoar 60 km per tahun.

Angka itu dianggap terlalu kecil, idealnya Jakarta butuh 2.600 km trotoar. Dengan aturan sekarang artinya butuh waktu 50 tahun untuk menyediakan trotoar yang layak.

"Mungkin barangkali akan kami revisi renstrasnya, minimal harusnya per tahun 100 kilometer per tahun. Artinya 20 tahun baru trotoar di DKI ideal sesuai dengan harapan," ucap dia dalam keterangan tertulisnya.

Hari menambahkan, saat ini trotoar yang sudah terbangun di Jakarta sekitar 16 persen. Jika pada 2020 mendatang Pemprov DKI bisa membangun hingga 103 km tentu akan menjadi lompatan positif yang bisa terus ditingkatkan.

"Jadi kurang lebih dari 20 tahun, trotoar di DKI sudah bisa dinikmati trotoar yang nyaman dan ideal bagi pejalan kaki," kata Hari.

Saat ini pun, jalur pedestrian sudah semakin lega dan nyaman. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak berjalan kaki. Selamat mencoba.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/10/26/17160371/revitalisasi-jalur-pedestrian-dki-manjakan-pejalan-kaki

Terkini Lainnya

Maju Mundurnya Ridwan Kamil Untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil Untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke