Salah satunya soal penempatan Lucinta Luna di sel khusus. Polisi pun punya alasan sendiri soal itu.
Selain soal Lucinta Luna, isu lain yang masih menjadi perhatian pembaca adalah soal robot mobil pemadam kebakaran baru yang dimiliki Pemprov DKI Jakarta.
Selain alatnya yang memang super canggih, robot itu juga ternyata dibeli dengan harga yang tak murah. Satu unitnya saja sampai Rp 37,4 miliar.
Ada pula isu soal PKL Tanah Abang di Jalan Taman Jati Baru yang menolak dipindah. Mereka pun berniat melayangkan petisi untuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Terlewat berita-berita hangat kemarin? Simak empat ringkasan berita terpopuler di Megapolitan Kompas.com ini:
1. Sel khusus Lucinta Luna
Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Audie S Latuheru mengatakan, LL alias Lucinta Luna ditempatkan dalam sel khusus di Polda Metro Jaya.
"Untuk LL ditahan di ruangan khusus di Polda Metro Jaya," kata Audie di Mapolres Metro Jakbar, Rabu (12/2/2020).
Penempatan sel khusus bagi Lucinta Luna sendiri karena adanya perbedaan status keterangan jenis kelamin pada KTP dan paspor.
"Di dalam KTP tertera LL perempuan, tapi paspornya laki-laki, tetapi kita harus lihat dasarnya dan menurut keterangan pengacara sudah ada putusan pengadilan hari ini masih menunggu berkas dari pengacara," kata Yusri.
Selain itu, polisi menimban Lucinta Luna ditempatkan di sel khusus untuk menghindari terjadinya perundungan terhadap artis yang bernama asli Muhammad Fatah itu.
Setelah diperiksa seharian penuh di Mapolres Metro Jakbar, Lucinta Luna dinyatakan positif menggunakan obat-obatan benzodiazepine jenis riclona.
Dia juga sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Baca selengkapnya di sini.
Menurut situs web lpse.jakarta.go.id, harga satu unit alat tersebut Rp 37,4 miliar.
Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta Satriadi Gunawan mengatakan, satu unit alat pengurai material kebakaran itu dibeli pada 2019.
Menurut Satriadi, harga satu unit alat itu mahal karena dilengkapi berbagai peralatan.
"Dalam satu unit, dalam satu mobil itu ada berapa robotik dan ada peralatan rescue lainnya, jadi paket, makanya mahal itu. Jadi bukan satu robotik, di dalam mobil itu ada 2-3 robotik," ujar Satriadi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (11/2/2020).
Satriadi berujar, orang-orang akan menilai wajar harganya mahal setelah melihat alat pengurai material kebakaran itu secara langsung.
Sebab, alat tersebut bisa dimanfaatkan untuk banyak hal, terutama penanggulangan kebakaran atau kecelakaan yang sulit dijangkau petugas karena bisa dioperasi dari jarak jauh.
Alat tersebut juga canggih sebab memiliki daya termal yang mampu menahan api dan ledakan.
"Kalau melihat barangnya, baru kelihatan, 'Oh iya harganya mahal,' karena banyak juga orang bilang, 'Oh iya wajar harganya mahal,' karena sudah lihat barangnya," kata Satriadi.
Baca selengkapnya di sini.
3. PKL Tanah Abang tolak dipindah
Para pedagang kaki lima (PKL) yang ada di lokasi sementara (loksem) JP 15, Tanah Abang, Jakarta Pusat, akan melayangkan petisi ke Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Kamis (13/2/2020).
Lanjar selaku koordinator dari PKL di JP 15 mengatakan, petisi itu akan dilayangkan terkait rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membongkar tempat usaha mereka saat ini.
"Kami mau adakan petisi ke Gubernur. Karena kita kan enggak berdampak proyek (pembangunan kawasan integrasi transportasi umum), tapi kenapa dipindah semua," kata Lanjar kepada wartawan, Rabu (12/2/2020).
Ia menjelaskan, jika melihat rencana pembangunan kawasan integrasi tersebut, hanya dua sampai empat kios yang terdampak pembangunan.
Selain itu, kurangnya sosialisasi terhadap rencana pembongkaran dan pemindahan loksem tersebut juga merupakan salah satu alasan penolakan para pedagang.
Padahal, sebanyak 31 PKL yang ada di loksem tersebut merupakan PKL resmi binaan Pemprov DKI Jakarta.
Baca selengkapnya di sini.
4. Gara-gara corona, menu olahan ular dan biawak dihapus
Pedagang menu makanan olahan daging ular dan biawak di Pasar Lama, Kota Tangerang, mengeluhkan keputusan Grabfood yang menghapus menu olahan ular dan biawak di dalam aplikasi.
Ian, pedagang sate ular Tenda Dua Cobra mengatakan, menu yang dia jual tiba-tiba hilang dari pencarian menu Grabfood setelah merebaknya virus Corona.
"(Menu di) Grabfood dihapus," kata dia kepada Kompas.com, Rabu (12/2/2020).
Informasi yang diterima Ian, menu olahan ular dan biawak dihapus menyikapi merebaknya virus Corona.
"Katanya nggak boleh jualan ular sama biawak, alasannya virus Corona," tutur dia.
Padahal, lanjut Ian, selama sekitar 17 tahun dia berjualan, tidak pernah ada riwayat meninggal karena makanan yang dia sajikan.
"Kalau benar mengandung (virus) Corona juga dari dulu kita sudah mati," tutur dia.
Berikut informasi yang disampaikan pihak GrabFood kepada Ian.
"Hai Merchant, Dikarenakan adanya kebijakan baru terkait penyebaran Virus Corona, Kami dari GrabFood Indonesia ingin menginformasikan saat ini menu 3 ekor kadal bakar, 1 boto 35 CC minya ular, 1 botol 35 CC minyak biawak, 1 botol 35 CC minyak bulus, abon biawak / kap, abon ular / kap, empedu biawak / 3 biji, goreng krispi biawak, goreng krispi ular, sate biawak, porsi 10 tusuk, sate ular/ porsi 10 tusuk, sop biawak kuah merah, dan sop ular kuah merah pada restoran Anda Kami nonaktifkan dari aplikasi GrabFood dikarenakan adanya kebijakan untuk pelarangan penjualan makanan berbahan dasar hewan," demikian isi pesan tersebut.
Baca selengkapnya di sini.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/13/05250001/-populer-jabodetabek-alasan-lucinta-luna-ditahan-di-sel-khusus-mahalnya