Jumlah kasus positif Covid-19 di Depok lebih dari 2 kali lipat di atas Kota Bekasi dengan total 506 kasus per kemarin, berdasarkan data situs resmi Pemerintah Kota Bekasi.
Temuan kasus baru di Depok kini juga naik secara signifikan. Dari 6 Juli 2020 hingga 14 Juli 2020, jumlah kasus baru yang ditemukan di Depok sebanyak 78 kasus dalam 9 hari.
Rata-rata, per harinya 8-9 kasus baru terdeteksi.
Namun, sejak 15 Juli 2020 sampai kemarin, ada 191 kasus baru dalam 9 hari ditemukan di Depok.
Itu artinya, selama 9 hari ke belakang, ada 21 kasus baru yang ditemukan setiap harinya.
Sementara itu, sejak 15 Juli 2020, jumlah kasus aktif (pasien positif Covid-19 yang sedang dirawat) kembali menanjak setelah sebelumnya menunjukkan tren menurun.
Dari 159 pasien pada saat itu, kini tercatat ada 207 pasien Covid-19 yang sedang dirawat di Depok.
(Di bawah ini grafik kasus Covid-19 di Depok selama sebulan terakhir. Sorot grafik untuk melihat detail jumlah dan waktu kasus Covid-19.)
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita tak menampik bahwa angka penularan Covid-19 di Depok kian melonjak.
Ia juga mengakui bahwa angka reproduksi kasus -- sejenis potensi penularan Covid-19 dari satu orang ke orang lainnya -- berpotensi melipatgandakan wabah di Depok.
"Iya, pastinya angkanya (reproduksi kasus Covid-19 di Depok) naik lagi. Di atas 1, tapi di bawah 2," ujar Novarita kepada Kompas.com, Jumat (24/7/2020).
Sebagai gambaran, angka reproduksi merupakan potensi penularan penyakit oleh seseorang.
Apabila angkanya kurang dari 1, maka penularan dianggap bisa dikendalikan karena berjalan lambat.
Namun, jika jumlahnya lebih dari 1, maka penularan akan makin tinggi dan kian banyak pasien yang tertular.
Ambil contoh angkanya 2, maka 1 orang pasien positif Covid-19 berpotensi menularkan 2 orang lain, sehingga penularan masih terus terjadi secara cepat.
Novarita mengaku "perlu mengecek data" ketika ditanya soal angka reproduksi kasus Covid-19 di Depok hari ini, sehingga ia tak bisa membeberkan secara presisi angka tersebut.
Lonjakan kasus Covid-19 secara signifikan juga dilaporkan terjadi di DKI Jakarta. Namun, Pemprov DKI punya justifikasi bahwa meningkatnya temuan kasus Covid-19 disebabkan oleh makin gemuknya jumlah pemeriksaan PCR.
Pelacakan kasus Covid-19 yang makin masif, ditandai dengan makin banyaknya tes, otomatis akan membuat temuan kasus baru semakin banyak.
Namun, di Depok, kemampuan tes PCR stagnan sejak bulan lalu.
Ketika diwawancarai Kompas.com pada 22 Juni 2020, Novarita mengaku bahwa kemampuan tes PCR di Depok "sekitar 100 tes per hari".
Kini, ketika ditanyai lagi soal progres kemampuan tes PCR di Depok, Novarita mengungkapkan jawaban yang sama.
"Per hari 100-an lah (tes PCR)," ujar dia.
Tidak jelas berapa angka presisi jumlah tes PCR yang dilakoni di Depok untuk mendeteksi kasus-kasus baru Covid-19.
Transparansi data memang sejak awal jadi problem penanganan Covid-19 di Depok. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok tercatat hanya sekali mengumumkan jumlah rapid test maupun tes PCR, yakni pada 19 Juni.
Itu pun jumlah total tes yang telah dilakukan, bukan jumlah tes harian. Selanjutnya, hingga saat ini, Gugus Tugas tak pernah mengumumkannya lagi.
Novarita menduga, pelonggaran PSBB menjadi penyebab kenaikan penularan Covid-19 di Depok.
Ditambah lagi, kepatuhan warga terhadap protokol kesehatan dianggap rendah.
"Sekarang kan sudah banyak pelonggaran, kemudian kepatuhan memakai masker juga belum di masyarakat. Jadi kasusnya ya meningkat," ujar dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/07/24/13202501/penularan-covid-19-kembali-melonjak-di-kota-depok