Salin Artikel

6,5 Jam Tertahan Rombongan Jokowi, ACT Akhirnya Bagikan 500 Nasi Boks untuk Korban Banjir Bekasi di Jalan

Kepala Cabang ACT Kabupaten Bekasi Linceu Deviyanti menyampaikan, mereka tidak dapat masuk menggunakan perahu ke lokasi yang dituju karena tertahan rombongan yang menyertai kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke lokasi banjir pada Rabu siang.

"Tadi kami bawa 500 boks. Itu nasi akhirnya dibagikan di jalan sama kami. Mau gimana? Mau gimana, coba?" kata Linceu ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (24/2/2021).

"Saya bilang begini ke teman-teman, 'Turun semuanya, bagikan sekarang juga.' Karena nasi itu takutnya mubazir kalau menunggu pasukan Presiden, takutnya enggak kemakan," lanjutnya.

Relawan ACT tertahan rombongan Jokowi sejak sekitar pukul 09.00 WIB hingga sore hari atau tertahan sekitar 6,5 jam.

Mereka akhirnya memutuskan pulang sekitar pukul 15.30 WIB karena tak memungkinkan menyalurkan logistik pada malam hari.

Linceu menyebutkan, ada sembilan desa di Pebayuran yang saat ini masih terendam banjir dan terisolasi meski ketinggian air perlahan berangsur surut.

Lebih dari itu, sebagian warga yang bertahan di rumah masing-masing merupakan kelompok lanjut usia sehingga butuh dihampiri agar dapat mengakses bantuan.

"Kemarin kami cuma punya dua perahu, itu pun sana-sini menjerit minta dievakuasi, padahal mah tidak semuanya tertolong walau kami semaksimal mungkin setiap hari," kata Linceu.

Hari ini, ACT Kabupaten Bekasi total membawa 10 truk logistik, 1 food truck, dan 1 truk air.

"Kan presidennya ke Pebayuran juga. Nasinya akhirnya dibagikan di jalan, mungkin namanya Allah punya mau, mungkin orang yang di jalan pada kelaparan kali," tambah Linceu.

Rencananya, selama tiga hari ke depan, ACT Kabupaten Bekasi akan memasak langsung di lokasi banjir supaya distribusi makanan untuk para korban dapat lebih cepat dilakukan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/02/24/16223831/65-jam-tertahan-rombongan-jokowi-act-akhirnya-bagikan-500-nasi-boks-untuk

Terkini Lainnya

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke