Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama menjelaskan testing PCR berkurang karena banyak warga beralih ke rapid test antigen untuk deteksi awal.
"Saat ini banyak masyarakat mengakses antigen, jumlah pemeriksaan (antigen) terus meningkat. Akan tetap antigen tidak dapat mendiagnosis, hanya untuk skrining awal," kata Ngabila saat dihubungi melalui pesan singkat, Kamis (20/5/2021).
Ngabila mengatakan, jumlah masyarakat yang memilih tes PCR berkurang.
"Tracing juga turun karena kasusnya turun," ucap dia.
Meski kasus Covid-19 mengalami penurunan, Ngabila meminta masyarakat tetap waspada dan segera melakukan tes PCR apabila memiliki gejala dan kontak erat dengan kasus positif.
"Segera (tes) PCR ke Puskesmas dan gratis," kata Ngabila.
Dia meminta agar masyarakat tidak takut dengan tes PCR karena semakin cepat pemeriksaan semakin baik untuk mencegah penularan Covid-19.
Jumlah tes PCR Covid-19 di Jakarta mulai merosot sejak 14 Mei 2021 yang hanya mengambil tes dari 4.590 orang saja.
Padahal rata-rata tes PCR di Jakarta per hari bisa mencapai 9.000-11.000 tes per hari.
Data 15 Mei hanya 4.032 yang dites PCR, 16 Mei sebanyak 3.580 orang, 17 Mei sebanyak 4.361 orang, 18 Mei 4.131 orang, dan terakhir 19 Mei sebanyak 4.494 orang.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/05/20/12361421/testing-pcr-di-jakarta-merosot-6-hari-terakhir-ini-penjelasan-dinkes-dki