Pantauan Kompas.com, rumah milik Anwar Hidayat itu lokasinya menjorok ke Jalan Maulana Hasanudin, Poris Gaga.
Di antara rumah-rumah lain yang berada di sisi kanan dan kirinya, rumah Anwar menjorok ke jalan raya sekitar enam meter.
Lokasi rumahnya yang menjorok itu membuat pengendara dapat dengan mudah melihat kediaman Anwar, bahkan dari kejauhan.
Kecelakaan yang kerap terjadi
Anwar mengaku sering menyaksikan kecelakaan lalu lintas di sekitar kediamannya.
Kecelakaan itu kerap terjadi lantaran lokasi rumah Anwar yang menjorok ke jalan.
Salah satu yang terparah, kata dia, terjadi pada 2014.
Saat itu, seorang pengendara mobil tiba-tiba menabrak bagian depan rumah Anwar dari arah selatan.
"Sebabnya, dia memang mengantuk. Yang kedua, memang tercium alkohol dari dia. Saksinya itu dari beberapa ojek. Kejadian dini hari sekitar jam 03.00 sampai jam 04.00 WIB," papar Anwar saat ditemui di rumahnya, Kamis (3/6/2021).
"Kerugian kurang lebih Rp 17 juta. Alhamdulillah di-cover sama dia. Saya enggak nuntut apa-apa, karena emang kerugiannya cuma materiil saja," sambungnya.
Kecelakaan lain yang terjadi, mobil yang diparkir Anwar di sisi utara kediamannya tiba-tiba saja ditabrak seorang pengendara sepeda motor dari arah utara.
Menurut Anwar, si pengendara motor baru kembali setelah berbelanja.
Belanjaan si pengendara motor itu terlalu memenuhi kendaraannya sehingga dia kesusahan untuk berbelok.
"Jadi, cuma bisa lurus saja dia, terus nabrak mobil saya. Itu juga di-cover sama dia," tutur Anwar.
Selain itu, kerap terjadi pula pengendara motor yang terpeleset di sekitar rumah Anwar.
Sekitar tiga bulan lalu, ada seorang pengendara motor yang menabrak trotoar kecil di depan rumah Anwar.
"Kecelakaan-kecelakaan kecil itu emang sering terjadi," katanya.
Keresahan dan kekhawatiran Anwar
Selain sering terjadi kecelakaan di sekitar kediamannya, Anwar sekeluarga kerap merasa resah.
"Karena apa, ya, namanya kami keluar rumah itu langsung pinggir jalan. Tidak ada halaman, tidak ada apa pun," papar dia.
"Jadi, ya sangat mengkhawatirkan," sambungnya.
Polusi udara serta polusi suara juga menjadi hal yang dia resahkan.
Terlebih lagi, tiap sore hari, jalan tersebut dipadati oleh kendaraan.
"Kalau sore di sini macet. Ya mau enggak mau, saya udah pusing, ya saya masuk ke dalam karena polusi dan kebisingan. Karena sudah terlampau lama, sudah familiar dengan kebisingan itu," ungkap Anwar.
Dia menambahkan, di rumah tersebut ada beberapa anak di bawah umur, termasuk tiga putranya.
Putra paling tuanya berumur 13 tahun, sedangkan yang bungsu berumur 6 tahun.
Anwar mengaku khawatir bila anak-anaknya tertabrak jika keluar rumah tanpa pengawasan orang yang lebih tua.
"Ya saya bilangin, kalau keluar rumah itu melipir dulu ke pinggir, jangan langsung ke depan," ucap dia.
Beruntungnya, selama ini Anwar sekeluarga tidak pernah mengalami kejadian yang tidak diinginkan atau terluka karena tertabrak kendaraan.
"Saya selalu tegas agar mereka selalu berhati-hati, tapi alhamdulillah selama ini belum pernah kejadian apa-apa," tuturnya.
Trik atasi polusi
Anwar menuturkan, dia sengaja menanam sebuah pohon yang cukup besar di depan rumahnya untuk meminimalisasi polusi udara.
Sementara itu, untuk menangani polusi suara atau kebisingan, dia memasang pintu kaca yang cukup tebal.
"Ya sebagai peredam kebisingan. Jadi emang pake pintu yang tebal," ucapnya.
"Ini tanam tanaman juga buat peredam suara. Bisa juga buat polusi udaranya," imbuh Anwar.
Bagaimana bisa di tengah jalan?
Anwar bercerita, rumahnya yang memakan jalan raya itu terjadi secara tidak sengaja.
Dia menyebutkan, pada 2004, sertifikat rumahnya digadaikan oleh seorang oknum ke salah satu bank.
Kemudian, pada 2007, Wahidin Halim, yang saat itu menjabat sebagai Wali Kota Tangerang, tengah melebarkan Jalan Maulana Hasanudin.
Dalam program tersebut, sederet rumah di jalan itu digusur oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang.
Kemudian, saat Anwar hendak meminta kembali sertifikat rumah dia, oknum yang membawa dokumen itu telanjur kabur.
Lantas, tanah yang menjadi lokasi rumah Anwar menjadi tanah sengketa.
Pihak Pemkot Tangerang dan Anwar membawa kasus tersebut ke ranah perdata dan saat ini Pengadilan Negeri (PN) Tangerang tengah memproses persoalan tersebut.
"Mudah-mudahan urusannya segera selesai, karena di sini kami kan korbannya, karena sertifikatnya digadaikan oknum ke bank," papar Anwar.
Anwar terima bila digusur
Dia mengaku tidak masalah bila rumahnya digusur Pemkot Tangerang.
Saat ini, dia tengah menunggu keputusan PN Tangerang terkait tanahnya yang disengketakan.
"Enggak masalah. Silakan digusur enggak apa-apa. Kami bijaksana, kami tidak membangkang. Enggak punya kepentingan apa-apa juga," papar Anwar.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/06/04/06114671/di-balik-rumah-di-tengah-jalan-raya-batuceper-pernah-ditabrak-tak-digusur