Salin Artikel

Pandemi Covid-19 di Jakarta Memburuk, Tiga Varian Baru Ditemukan hingga BOR Menipis

Hal itu disampaikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat menggelar apel malam penanganan Covid-19 bersama Kodam Jaya dan Polda Metro Jaya di Markas Kodam Jaya, Jakarta Timur.

Dia menyebut, kondisi kali ini hampir mendekati puncak gelombang kasus Covid-19 pada Januari-Februari lalu, dengan peningkatan 50 persen kasus aktif dalam waktu sepekan.

"Bila kita tidak melakukan tindakan, maka kita berpotensi menghadapi kesulitan karena fasilitas kesehatan mungkin akan menghadapi jumlah yang tak terkendali apabila pasien, apabila orang yang harus ditangani meningkat secara drastis," kata Anies, Minggu (13/6/2021).

Ketika lonjakan kasus aktif ini terjadi, efek berantai akan terlihat, seperti keterisian tempat tidur yang menipis, hingga jumlah kematian yang bisa ikut bertambah.

Keterisian tempat tidur mencapai 75 persen

Anies menyebut keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) meningkat drastis.

Seminggu lalu, BOR untuk pasien Covid-19 di Jakarta baru terisi 45 persen. Angka di bawah 50 persen menunjukan kasus masih terkendali dengan baik.

Namun seminggu kemudian, ketika kasus aktif meningkat 50 persen, tingkat keterisian tempat tidur perawatan pasien Covid-19 meningkat menjadi 75 persen.

Bahkan ada beberapa tempat tidur layanan khusus hanya bersisa satu tempat tidur saja.

Dilansir dari data situs corona.jakarta.go.id, tempat tidur hemodealisa atau pasien Covid-19 yang membutuhkan terapi cuci darah yang disediakan hanya 27 tempat tidur, dan sudah terisi sebanyak 26 tempat tidur.

Selain tempat tidur hemodealisa khusus pasien Covid-19 yang terbatas, terdapat juga perawatan ortopedi khusus pasien Covid-19 yang hanya bersisa satu tempat tidur.

Sedangkan untuk tempat tidur Intensive Care Unit (ICU) dengan tekanan negatif dan ventilator sisa 39 tempat tidur dari 240 tempat tidur yang tersedia.

Untuk ICU dengan tekanan negatif tanpa ventilator tersisa 24 tempat tidur dari 88 tempat tidur yang disediakan.

Beralih ke ICU tanpa tekanan negatif dengan ventilator tersisa 31 tempat tidur dari 135 tempa tidur.

ICU tanpa tekanan negatif tanpa ventilator tersisa 9 tempat tidur dengan kapasitas 56 tempat tidur.

Untuk kamar isolasi masih tersedia cukup banyak. Tempat tidur isolasi dengan tekanan negatif tersisa 249, tanpa tekanan negatif tersisa 447 tempat tidur.

Terakhir adalah sisa tempat tidur untuk perawatan intensif anak dikenal dengan Periartric Intensive Care Unit (PICU) tersedia 5 kamar, dan perawatan bayi baru lahir atau Neonatal Intensive Care Unit (NICU) tersisa 11 tempat tidur, dan tempat tidur Perina tersedia 69 tempat tidur.

Tiga varian baru

Anies memperingatkan semua masyakarat agar tidak meremehkan penyebaran Covid-19 saat ini.

Alasannya, varian virus corona yang menyebabkan Covid-19 saat ini adalah varian baru yang lebih mudah menyebar.

"Intinya adalah saat ini kita sedang berhadapan dengan arus balik mudik, berhadapan dengan varian baru Covid yang ada jelas di Jakarta kemudian punya efek sebar yang lebih luas," kata dia.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, ada tiga jenis varian baru yang ditemukan di DKI Jakarta.

Varian tersebut merupakan varian alfa (asal Inggris), beta (asal Afrika Selatan), dan Delta (asal India).

Tiga varian tersebut ditemukan di 19 kasus Covid-19 yang sudah dilakukan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS).

Dia mengatakan, mayoritas temuan infeksi virus varian baru terjadi pada pekerja migran yang memiliki riwayat perjalanan dari negara lain.

"Yang lima berasal dari warga negara kita (Indonesia) tapi (sekarang) dalam posisi sembuh dan sehat," kata dia.

Kasus aktif melonjak

Data terbaru yang dikeluarkan Dinkes DKI Jakarta pada 14 Juni 2021, kasus aktif Covid-19 berada di angka 19.096 kasus.

Penambahan kasus tersebut terjadi setelah ditemukan 2.722 kasus penularan baru di Jakarta dari pemeriksaan 11.671 orang yang dites PCR.

Selain kasus aktif yang melonjak, DKI Jakarta juga mencatat angka kematian yang meningkat.

Ada 38 orang meninggal dunia pada Senin kemarin, sehingga angka kematian di Jakarta kini tercatat sebanyak 7.609 kasus.

Ketua Fraksi PDI-Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono meminta Anies untuk serius menangani Covid-19.

Dia menyayangkan sikap Anies yang melakukan perjalanan keluar daerah saat kasus Covid-19 di Jakarta sedang melonjak.

"Pak Anies harus melakukan itu (pengetatan), tetapi jangan menuntut pengetatan sementara jalan-jalan (keluar kota) terus," kata Gembong, Senin.

Kritik Anggota Komisi A kepada Anies ini ketika melihat Anies sibuk memanen padi di Sumedang, Jawa Barat, Jumat (11/6/2021) lalu.

Gembong meminta agar Anies fokus dalam penanganan Covid-19 yang kini semakin mengkhawatirkan.

Meskipun Anies memiliki hak politik, Gembong meminta Anies untuk menuntaskan amanah yang diberikan rakyat Jakarta sebagai Gubernur DKI.

"Dia kok asik di tempat lain, rasanya nggak elok di saat seperti ini. Dia punya target ke depan kita hargai itu hak politik, tapi fokus menangani Jakarta menjadi hal yang harus dilakukan gubernur karena dia sudah mendapatkan mandat dari warga Jakarta," ucap dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/06/15/09095511/pandemi-covid-19-di-jakarta-memburuk-tiga-varian-baru-ditemukan-hingga

Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke