Salin Artikel

Percobaan Penculikan di Pondok Kelapa Menyisakan Trauma, Korban Siswi SD Sakit dan Enggan Sekolah

Luthfi (43), ayah S, mengatakan bahwa tangan anaknya sudah dicengkeram secara paksa oleh seorang wanita tidak dikenal pada waktu kejadian.

Luthfi menceritakan, percobaan penculikan tersebut terjadi tidak lama setelah ia mengantar S ke sekolah.

Luthfi mengantarkan S sekitar pukul 09.30 WIB. Sementara itu, pukul 10.00 WIB atau waktu ketika S hampir diculik adalah jam olahraga.

Kepala Sekolah SDN 07 Pondok Kelapa Galih Sri Embun Handrayani mengatakan, di sana terdapat dua sekolah dalam satu kawasan yang sama.

"Karena kami ada dua sekolah, SDN 07 Pondok Kelapa Pagi dan SDN 09 Pondok Kelapa Pagi, (lapangan) untuk olahraga itu bergantian," ujar dia di lokasi.

Pada saat kejadian, kebetulan lapangan sedang dipakai SDN 09 Pondok Kelapa Pagi.

Anak-anak SDN 07 Pondok Kelapa Pagi yang mendapat jam olahraga pada saat itu akhirnya menggunakan lapangan yang berada di luar sekolah.

Luthfi mengatakan, teman-teman S diberi tahu oleh pihak sekolah untuk berolahraga di lapangan di luar sekolah, tepatnya di samping sekolah.

Sebab, lapangan di dalam sekolah tengah digunakan oleh murid-murid SDN Pondok Kelapa 09 Pagi.

"Ada yang lewat pintu SDN 07, ada yang (lewat pintu) belakang SDN 09," kata Luthfi di kediamannya di Kelurahan Pondok Kelapa, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu (5/2/2023).

"Pada saat di situ (pintu belakang), S keluar gerbang belakang SDN 09, temannya sudah duluan. Ada sebagian yang di belakang," imbuh dia.

Perempuan tidak dikenal

Ketika S membuka gerbang, ada seorang perempuan yang sudah berdiri di sana dan langsung mencengkeram tangan S.

"Ada ibu-ibu megang tangannya. Pas dipegang, langsung diajak ke rumahnya. Kalau mau, bakal dikasih sesuatu. Pas anaknya bilang enggak mau, genggaman tangannya langsung dikencengin," kata Luthfi.

Berdasarkan keterangan S, perempuan tak dikenal tersebut turun dari sebuah mobil berwarna merah. Di sana, terdapat tiga laki-laki dan tiga perempuan, termasuk ibu itu.

Setelah S menolak dan perempuan itu mempererat genggamannya, S berteriak kepada salah satu temannya, A.

"Akhirnya S langsung nendang kaki ibu-ibunya dan berteriak ke temannya untuk bilangin pak guru. Di situ S langsung kabur," papar Luthfi.

Luthfi menuturkan bahwa S tidak langsung melaporkan percobaan penculikan itu kepada gurunya. Ia menunggu usai jam olahraga.

Kompleks sepi

Setelah S melaporkan kejadian tersebut ke pihak sekolah, istri Luthfi langsung dihubungi sekitar pukul 12.30 WIB.

"Jam 12.30 WIB kalau enggak salah, dikabarin guru dari grup sekolah. Katanya S hampir keculik. Anaknya ada di sekolah, saya langsung dibangunin istri dan langsung ke sekolahan," papar Luthfi.

Saat datang ke sekolah, Luthfi menyempatkan diri untuk berkeliling kompleks sekolah. Pada saat itu, kawasan tampak sangat sepi.

"Di sana pedagang cuma satu kalau enggak salah. Saya sempat tanya, pada saat kejadian dia lagi enggak ada di tempat," terang Luthfi.

Kamu gigit atau tendang!

Pada Rabu (25/1/2023), Luthfi mendapat kabar bahwa salah satu saudaranya hampir menjadi korban penculikan.

"Malamnya, langsung saya sendiri ada perasaan enggak enak," ucap dia.

Pada saat itu, Luthfi langsung memberi tahu S mengenai kasus penculikan yang marak terjadi di sekolah-sekolah.

Luthfi kemudian menasihati anaknya untuk langsung berlari jika ada orang asing yang berusaha memegang atau mengajaknya ke suatu tempat.

"Kamu lari. Kalau tangan dipegang, kamu gigit atau tendang. Teriak. Jangan sampai enggak," kata Luthfi.

Kecemasan Lutfi ternyata benar, putrinya nyaris menjadi korban penculikan pada Kamis (26/1/2023) sekitar pukul 10.00 WIB.

Ketika istrinya mendengar kabar dari sekolah S dan memberi tahu Luthfi, ia langsung merasa lemas.

"Kata mamanya (S), untung saya omongin (soal imbauan). Kalau enggak, anak enggak ada yang tahu. Saya bilang, ya namanya juga bapak, orangtua," jelas dia.

Sakit dan trauma

Luthfi mengungkapkan bahwa anaknya mengalami trauma setelah nyaris menjadi korban penculikan.

"Iya (trauma), langsung sakit dua hari, dari hari Jumat (27/1/2023)," tutur dia.

Pada Senin (30/1/2023), Luthfi mengatakan bahwa suhu tubuh S masih cukup tinggi sehingga belum bisa masuk sekolah.

Meski demikian, saat S sudah sembuh, ia masih menolak pergi ke sekolah.

"Iya (sempat enggak mau masuk sekolah). Cuma kami omongin aja, pokoknya S enggak boleh ke belakang SDN Pondok Kelapa 09 Pagi," tutur Luthfi.

"Kalau jam istirahat atau olahraga, dekat sama guru atau teman-teman," imbuhnya.

Terjadi di luar sekolah

Galih mengatakan, percobaan penculikan terjadi di luar kawasan sekolah.

"Sudah di luar gerbang karena di jalan ya, tapi ada saksinya, temannya (A). Jadi dia sempat bilang ke temannya untuk tolong kasih tahu pak guru," kata Galih di lokasi, Minggu.

Dua percobaan penculikan

Galih mengungkapkan, ada dua percobaan penculikan yang terjadi di sekolahnya.

Menurut dia, dua percobaan penculikan itu terjadi dalam waktu yang sama.

"Ya (ada dua percobaan penculikan), tapi mungkin jamnya tidak sama," tuturnya.

Adapun percobaan penculikan terjadi pada dua muridnya, yakni S (8) dan seorang murid kelas 4, enggan disebutkan identitasnya.

Kejadian berlangsung pada 26 Januari 2023. Untuk S, peristiwa terjadi pada sekitar pukul 10.00 WIB.

Galih mendapat informasi tersebut dari guru, yang menerima laporan dari S dan temannya, A.

Sementara murid lainnya, Galih mengaku tidak mengetahui pasti kapan percobaan penculikan berlangsung.

Namun, ia mendapat laporan dari seorang guru bahwa murid kelas 4 itu diikuti oleh orang tidak dikenal.

Harus menjemput langsung

Saat ini, para orangtua di SDN 07 Pondok Kelapa kini diimbau untuk langsung menjemput anak-anaknya.

Imbauan muncul lantaran berita tentang percobaan dan penculikan anak-anak sekolah tengah marak belakangan ini.

"Kita punya WhatsApp komite. Di situ saya wanti-wanti agar orangtua harus menjemput langsung anak-anaknya," ungkap dia.

Khusus untuk anak-anak yang masih menduduki Kelas 1 hingga Kelas 3, Galih mengimbau agar mereka tidak diwakilkan oleh siapa pun.

Jika memungkinkan, mereka wajib dijemput langsung oleh orangtua, atau setidaknya berkabar ke pihak sekolah jika ada kendala.

"(Penjemputan) sudah dilakukan orangtua karena mereka juga mendengar kabar maraknya penculikan dari pihak luar. Mereka sudah menyediakan waktu untuk mengantar dan menjemput," tutur Galih.

Minta keamanan ditingkatkan

Setelah anaknya nyaris diculik orang tidak dikenal, Luthfi berkoordinasi dengan pihak sekolah.

"Pas Jumat (27/1/2023) ke sana. Saya kebetulan konfirmasi dengan temannya, A (saksi). Ke sekolah sama orangtuanya untuk minta tolong," tuturnya.

Luthfi meminta pintu gerbang belakang SDN Pondok Kelapa 09 Pagi ditutup atau setidaknya memiliki penjagaan yang ketat.

Sebab, saat Luthfi dikabari pihak sekolah tentang percobaan penculikan anaknya, area di pintu gerbang tersebut minim penjagaan.

Saat ini, kasus itu sedang ditangani oleh Polsek Duren Sawit. Pihak keluarga, sekolah, ataupun S sudah dimintai keterangan untuk penyelidikan lebih lanjut.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/02/07/08404291/percobaan-penculikan-di-pondok-kelapa-menyisakan-trauma-korban-siswi-sd

Terkini Lainnya

Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Megapolitan
Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Megapolitan
Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke