Salin Artikel

Pria di Depok Ini Tak Bermaksud Bunuh Pencuri Ponselnya: Dia Berontak, Saya Bacok

DEPOK, KOMPAS.com - Pria di Tapos, Depok, berinisial CS mengaku, tidak bermaksud membunuh tukang rongsokan berinisial M yang mencuri ponselnya.

Sebilah celurit yang digunakan CS untuk membacok M, diakui hanya untuk menakut-nakuti saja.

"Maksudnya untuk menakut-nakuti, karena dia (M) berontak," ujar CS di Mapolres Kota Depok, Senin (20/3/2023).

Pada momen itu, M diketahui sudah tertangkap tangan mencuri ponsel M. Posisi M juga sudah tidak berdaya karena diamankan oleh warga.

Kemudian, M memberontak dan hendak melarikan diri. Pada saat inilah CS mengaku spontan menyabet punggung M dengan sebilah celurit di tangannya.

"Saya spontan, refleks jadi menyabet (celurit) kena punggung," ujar CS.

"(Sebenarnya) ada niat menyerahkan (CS) ke polisi, cuma pas dia berontak, saya khilaf langsung bacok," lanjut dia.

M diketahui tewas di lokasi akibat kehilangan banyak darah.

CS sendiri kini telah ditetapkan sebagai tersangka. Ia dikenakan Pasal 351 KUHP, yakni tentang penganiayaan hingga mengakibatkan hilangnya nyawa manusia.

Kasat Reskrim Polres Metro Depok AKBP Yogen Heroes Baruno mengatakan, penetapan tersangka itu berdasarkan hasil gelar perkara bersama ahli pidana.

"Kami sepakat setelah naik penyidikan untuk menentukan yang terduga pelaku melakukan pembacokan terhadap maling HP tersebut ditetapkan sebagai tersangka," kata Yogen.

Dalam gelar perkara itu, penyidik menilai bahwa CS bersalah karena membacok korban yang posisinya sudah tidak berdaya.

"Korban sudah minta maaf dalam posisi jongkok dan sudah diamankan oleh dua ornag warga, dan HP sudah dikembalikan ke pemilik," kata Yogen.

"Namun, pemilik tetap melakukan penganiayaan dengan senjata tajam. Jadi dia (pelaku) ada niat di situ untuk melukai korban," sambung dia.

Kronologi

Adapun kronologi peristiwa pembacokan itu berawal ketika M tepergok mencuri ponsel di rumah warga berinisial CS di Jalan Banjaran Pucung, Cilangkap, Tapos, Depok, pada Rabu (15/3/2023) sekitar pukul 05.00 WIB.

M kemudian diamankan CS beserta beberapa warga lainnya. Namun, M ternyata melakukan perlawanan.

"Saat diamankan, korban (M) memberontak, lalu sempat memukul (M)," kata Yogen Heroes Baruno di lokasi, Rabu.

Atas perlawanan itu, CS lantas membacok M dengan sebilah celurit yang sudah disiapkan sebelumnya.

"Kemudian pelaku melakukan pembacokan sebanyak satu kali di bagian punggung korban dan korban melarikan diri ke arah kali," kata Yogen.

Saat M melarikan diri dengan kondisi bersimbah darah, CS masih tetap mengejar sambil meneriaki M dengan sebutan "maling".

Teriakan itu lantas mengundang para warga lainnya yang turut mengejar M.

Tak lama kemudian, M tertangkap setelah terjatuh ketika melompati aliran kali. Setelahnya, CS kembali membacok M hingga tewas di lokasi kejadian.

"Tiba-tiba dia (M) lompat nyeberangin kali, baru yang orang itu (CS) kesal bacokin," ujar Randi.

"Pas (M) dibacok di sini banyak warga yang lihat, tapi warga takut salah atau apa, ternyata korban sudah meninggal," tambah dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/03/20/20110841/pria-di-depok-ini-tak-bermaksud-bunuh-pencuri-ponselnya-dia-berontak-saya

Terkini Lainnya

Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang Lalu Jalan

Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang Lalu Jalan

Megapolitan
Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Megapolitan
Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke