JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah rumah di RT 012/RW 12 Utan Kayu Selatan, Matraman, Jakarta Timur, berubah menjadi sarang ular sanca kembang setelah kosong selama sekitar 15 tahun.
Rumah itu berlokasi di sebuah gang kecil di tengah-tengah permukiman padat penduduk.
Ahli herpetologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Amir Hamidy tidak menampik, masyarakat awam mungkin mengira ular tidak akan bisa masuk ke dalam kawasan padat penduduk.
Sebab, tidak ada kebun, rawa, atau hutan di sekitarnya. Akan tetapi, ia mengingatkan bahwa permukiman di perkotaan masih memiliki saluran air.
"Saluran air itu lembab dan ada lorongnya. Itu (area lembab dan gelap) adalah habitat ular," ujar dia kepada Kompas.com, Jumat (29/9/2023).
Sanca kembang termasuk jenis ular dengan daya adaptasi yang tinggi. Inilah mengapa habitatnya sangat luas.
Ular ini bisa dengan mudah ditemukan di mana saja, mulai dari hutan belantara yang belum terjamah, lahan kelapa sawit, hingga perkotaan seperti DKI Jakarta.
Menurut dia, selama ada saluran air, wajar saja ular sanca kembang bisa memasuki kawasan padat penduduk.
Tak takut manusia
Sebagian masyarakat mungkin mengira, ular takut dengan manusia.
Amir melanjutkan, wajar saja mereka mengira ular tidak akan memasuki kawasan padat penduduk.
Namun, menilik daya adaptasinya, banyaknya manusia pada suatu wilayah tidak memengaruhi kehidupan ular sanca kembang.
"Kalau dari daya adaptasinya, walau banyak manusia, (ular) tidak menampakkan diri di tengah-tengah halaman yang terekspos," jelas Amir.
"Saluran-saluran itu memang jalur-jalur mereka bepergian. Sepadat apa pun (permukiman), saluran tetap ada. Orang juga enggak ada di dalam saluran air," imbuh dia.
Terkait kehadiran belasan ular sanca kembang di rumah terbengkalai Matramam, mereka tetap bertahan di dalam rumah meski di sekelilingnya ramai manusia.
Sebab, rumah dua lantai yang sebagian bangunannya sudah hancur itu menawarkan lingkungan hidup yang tepat bagi ular, yakni gelap dan lembab.
"Misalnya, di Matraman ada perumahan padat penduduk, dan di situ ada rumah kosong, bisa jadi (habitat ular). Kan enggak ada aktivitas manusia di rumah kosong itu," pungkas Amir.
Sebelumnya, warga RT 012/RW 12 Utan Kayu Selatan, Matraman, Jakarta Timur, menangkap belasan ular sanca kembang sejak Agustus 2023.
Sampai saat ini, sudah ada 17 ular yang berhasil diamankan. Namun, penyisiran terus dilakukan guna memastikan tidak ada ular yang menyisa.
Warga setempat sudah berupaya meminta pemilik rumah, kini tinggal di luar Jakarta Timur, untuk mengizinkan pembongkaran plafon dan septic tank.
Sebab, dua titik itu dicurigai warga sebagai sarang ular. Meski demikian, pertemuan antara perwakilan warga, pemilik rumah, dan pihak-pihak terkait masih alot.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/10/01/11185301/ular-sanca-berkembang-biak-di-jakarta-tempat-lembab-dan-gelap-jadi