JAKARTA, KOMPAS.com - Warga bernama Asraf Ali mengatakan, aksi tawuran di Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan, kerap terjadi pada momen tertentu.
Menurut dia, bentrok antarkelompok di Manggarai dan sekitarnya biasanya meningkat jelang kontestasi pemilihan umum (Pemilu).
Hal itu diungkapkan Asraf saat menghadiri acara rembuk bareng warga Manggarai bersama jajaran Polres Metro Jakarta Selatan di Taman RW 04, Selasa (24/10/2023) malam.
"Baik Pasar Manggis maupun Manggarai itu mirip, selalu saja terjadi tawuran, terus saja. Tapi dia memiliki skala waktu, ini yang membuat bingung, tiap lima tahunan atau saat pemilu eskalasinya meningkat," kata dia.
Asraf mengaku adanya peningkatan tawuran jelang Pemilu tak terjadi kali ini saja.
Berdasarkan pengamatannya sejak tahun 2000-an, tawuran di Manggarai dan sekitarnya mengalami peningkatan setiap ada Pemilu.
"Itu yang saya pelajari berdasarkan pengamatan saya sejak tahun 2000-an, dari tahun 2002 saya sudah mulai mengamati hal ini," tutur dia.
Sementara itu, Ketua RW 12 Kelurahan Manggarai, Suwarman mengatakan, tindakan preventif sudah dilakukan oleh warganya selama ini.
Hanya saja, adanya provokasi dari luar membuat sebagian kecil warga, terutama pelajar yang terpancing.
"Ada beberapa warga yang memang niatnya nonton doang, tetapi kemarin (pekan lalu) ada salah satu warga kami yang kena timpuk batu," tutur dia.
Akibat terkena lemparan batu, sejumlah warga akhirnya ikut membalas.
Namun, Suwarman menjamin hal itu hanya segelintir warga.
"Itu sebagian kecil saja. Soalnya warga yang di dalam sudah kami halau untuk keluar, apalagi anak mudanya. Para ketua RT juga sudah menghalau," imbuh dia.
Di lain sisi, Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Ary Syam Indradi meminta warga supaya tak terpancing bila ada provokasi.
Ia meminta warga Manggarai untuk mengedepankan budaya malu. Malu untuk ikut ribut-ribut, malu untuk ikut campur urusan kelompok lain, dan malu bila akhirnya nama kampungnya tercoreng gara-gara tawuran.
"Salah satu karakteristik tawuran adalah adanya para pelaku tawuran yang mobile bergerak mencari musuh. Saya minta warga di RW 4, RW 5, RW 12, dan lain sebagainya di Kelurahan Manggarai agar tidak ada yang merespons, itu kunci utamanya," ungkap Ade Ary.
"Tidak usah malu kampung kita diserang, biarkan saja, karena kalau tidak merespon, tidak akan terjadi itu tawuran," lanjut dia.
Oleh karena itu, kalau ada warga Manggarai yang ikut tawuran, Ade Ary meminta supaya warga tak menyembunyikan para pelaku.
Ia meminta warga harus terbuka karena aksi tawuran adalah penyakit menahun di kawasan Manggarai.
"Dan saya minta keterbukaan dari bapak dan ibu semua, tunjukkan anak-anak yang terlibat tawuran, penegakan hukum harus saya lakukan. Pak kapolsek sudah mendapatkan beberapa nama, akan kami cari, setidaknya akan kami interogasi untuk mencegah, karena tindakan kami harus komprehensif," tutur dia.
Sebagai informasi, peristiwa tawuran di kawasan Manggarai kembali terjadi setelah satu tahun lamanya.
Bentrokan pertama pecah di underpass Manggarai pada Kamis (19/10/2023) malam.
Saat itu, beberapa kelompok massa disinyalir terlibat bentrok karena adanya gesekan.
"Kebetulan di RW 12 Kelurahan Manggarai karang tarunanya sedang menggelar bazar. Kami menduga ini penyebabnya. Artinya mungkin mereka ingin masuk tetapi tak boleh atau gimana saya belum tahu," kata Kapolsek Tebet Kompol Jamalinus Nababan kepada wartawan di lokasi, Jumat (20/10/2023) dini hari.
Dua hari setelahnya tawuran kembali terjadi di lokasi serupa, Sabtu (21/10/2023) malam.
Namun, tawuran yang berlangsung kurang lebih selama 15 menit itu belum diketahui penyebab pastinya.
Hanya saja, massa lebih berani ketimbang peristiwa sebelumnya.
Bila sebelumnya hanya menggunakan senjata tajam dan lemparan batu, tawuran yang pecah sekitar pukul 18.20 WIB itu turut menggunakan petasan sebagai media tawuran.
Akibatnya, ada seorang pemuda yang terluka akibat peristiwa ini dan saat ini masih dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/10/25/15423701/tawuran-di-manggarai-kembali-pecah-warga-selalu-meningkat-jelang-pemilu