Kendati demikian, angka tersebut tergantung dengan masing-masing pedagang.
“Modalnya harus ada, puluhan juta, bisa sampai Rp 100 juta. Tapi, ya tergantung, beda-beda,” kata Diki saat ditemui Konpas.com di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (8/4/2024).
“(Untuk tahun ini, modal saya) ya Rp 50 juta,” ungkap Diki melanjutkan.
Dari modal tersebut, Diki mengungkapkan bahwa keuntungan yang ia dapatkan adalah 20 persen dari Rp 50 juta.
“Keuntungan bisa 20 persen,” kata Diki.
Selama satu tahun, Diki menjadi pedagang parsel di Cikini selama dua kali, yakni menjelang Natal dan Lebaran.
Usaha ini sudah dia geluti sejak delapan tahun terakhir. Sebab, Diki meneruskan usaha orangtuanya itu yang dulu berjualan di Stasiun Cikini.
Jika tak menjelang Lebaran dan Natal, Diki menjadi seorang pedagang nasi bungkus di Cikini.
“Iya, kalau tidak lebaran, mereka (penjual parsel di Cikini ini) usaha yang lain di sini,” pungkas Diki.
Pedagang parsel lain di Cikini bernama Salsa (24) enggan mengungkapkan modal dan keuntungan yang dia terima.
Hanya saja, dia menyebut, ada kurang lebih 100 parsel yang terjual dalam satu hari.
“Sehari, kalau di sini, bisa sekitar 60 sampai 100 parsel. Rata-rata, ini yang best seller-nya yang harga Rp 200.000, Rp 500.000,” ujar Salsa dalam kesempatan berbeda.
Salsa mengatakan, yang paling terpenting dalam berdagang parsel adalah cukup untuk membayar karyawan dan memberikannya tunjangan hari raya (THR).
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/04/08/17235021/penjual-parsel-di-cikini-modal-rp-50-juta-untungnya-20-persen