Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Sekarang, Ragunan Cuma Lihat Buaya Doang

Kompas.com - 28/06/2013, 11:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com
 — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, Pemprov DKI memiliki rencana mengubah Taman Margasatwa Ragunan (TMR) menjadi kebun binatang berkelas internasional seperti Singapore Zoo yang sudah mendunia. Menurut pria yang akrab disapa Ahok ini, Singapore Zoo memiliki lahan sekitar 20 hektar dengan berbagai hiburan untuk para pengunjung.

"Termasuk ada Safari Night. Nanti Ragunan harus menjadi seperti itu, kalau sekarang kan cuma lihat-lihat buaya doang," kata Basuki di Balaikota DKI, Jakarta, Kamis (27/6/2013).

Basuki yang mengaku belum pernah mengunjungi TMR mendapat laporan kualitas kebun binatang satu-satunya di Jakarta ini memprihatinkan, baik dari kualitas lahan, kandang, maupun binatang-binatang yang kurang terurus atau terawat dengan baik. Padahal, setiap tahun, Pemprov DKI selalu mengalokasikan dana Rp 40 miliar untuk perawatannya.

Hal itulah yang menjadi alasan ia memberi posisi Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo Subianto, menjadi Kepala Pengawas TMR.

"Pengusaha yang punya hati untuk merawat hewan atau binatang-binatang di Ragunan sehingga kita bisa lihat penggunaan anggaran yang transparan. Selama ini kurang transparan. Makanya, kita taruh orang kita di dalam untuk mempelajarinya," ujar dia.

Ia menegaskan, Hashim tidak mungkin korupsi karena sudah kaya raya dan memang hobi dengan binatang. "Tidak hanya itu, jaringan dia ke negara-negara lain tinggi. Kita harapkan, dia mampu menjalin kerja sama antar-kebun binatang dari negara-negara lain," tuturnya.

Selain itu, lanjut Basuki, Hashim juga akan melakukan audit terhadap anggaran dan lahan. Hashim diminta menginventarisasi aset Ragunan, termasuk sebanyak 2.000 binatang-binatang yang dikandangkan di sana.

Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD DKI Selamat Nurdin meminta Pemprov DKI tidak menyerahkan operasionalisasi TMR kepada swasta.

"Kita harap TMR jangan diserahkan ke swasta karena itu adalah area wisata yang menjadi pilihan warga menengah ke bawah. Tiketnya sangat terjangkau dan menjadi pilihan utama warga, satu-satunya di Indonesia yang termurah," ujar Nurdin.

Politisi PKS ini menjelaskan, memang jika dikelola swasta, kualitas TMR bisa lebih baik, tetapi tarif masuknya akan memberatkan bagi warga DKI.

"Dengan Rp 4.000 satu orang bisa pacaran, bisa gelar tiker, lihat binatang, di mana lagi dapat seperti itu, lebih baik TMR dijadikan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) murni," ujar Nurdin.

Menurutnya, saat ini TMR berbentuk setengah BLUD, jadi tidak bisa mengatur anggaran sendiri. Mereka harus terus berkoordinasi dengan Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) dan Dinas Peternakan, Kelautan, dan Perikanan DKI Jakarta.

"Kalau sudah menjadi BLUD penuh, mereka bisa kerja sama dengan swasta, misalnya bangun kandang, ada sponsor yang pasang iklan, lalu untuk kios-kios pedagang makanan bisa pakai sponsor juga, termasuk untuk perawatan hewan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

    Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

    Megapolitan
    Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

    Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

    Megapolitan
    Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

    Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

    Megapolitan
    4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

    4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

    Megapolitan
    Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

    Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

    Megapolitan
    Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

    Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

    Megapolitan
    Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

    Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

    Megapolitan
    Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

    Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

    Megapolitan
    Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

    Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

    Megapolitan
    Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

    Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

    Megapolitan
    Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

    Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

    Megapolitan
    Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

    Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

    Megapolitan
    Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

    Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

    Megapolitan
    Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

    Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

    Megapolitan
    Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

    Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

    Megapolitan
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com