Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Bulan Pertaruhan Jokowi Tertibkan PKL

Kompas.com - 19/08/2013, 17:22 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Keberhasilan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menertibkan pedagang kaki lima (PKL) di Tanah Abang, Pasar Minggu, dan Jatinegara baru dapat dilihat ketika ia mampu mempertahankan pedagang untuk tidak berdagang ke luar pasar. Demikian pendapat pengamat perkotaan, Nirwono Joga.

"Kita akan melihat penataan yang sebenarnya di Pasar Tanah Abang, Pasar Minggu, dan Jatinegara dalam waktu satu bulan ini," kata Nirwono ketika dihubungi wartawan, Senin (19/8/2013).

Menurut Nirwono, dalam masa itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus mengawasi keberadaan PKL yang sudah masuk ke dalam pasar atau lokasi binaan. Jika masih ada PKL yang berjualan di jalan dan tidak ada tindakan tegas dari aparat, maka ia memperkirakan PKL akan kembali menyerbu trotoar dan badan jalan.

Nirwono menyebutkan, dampak itu bisa terjadi di pasar-pasar lain selain ketiga pasar di atas. Menurut dia, apabila pedagang kembali berjualan di luar pasar dan menghambat arus lalu lintas, maka kesalahan serupa akan terjadi di seluruh wilayah Jakarta. Oleh karena itu, ia meminta aparat Pemprov DKI terkait, seperti Satpol PP dan Dinas Perhubungan DKI, untuk bersikap tegas terhadap PKL yang membandel.

"Kalau sampai hal itu terjadi, saya jadi pesimis kalau DKI dapat melakukan penataan PKL di bulan-bulan berikutnya lagi," kata Nirwono.

Mengenai kondisi lalu lintas di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, pertaruhan itu akan dimulai hari ini. Hal itu dikarenakan Pasar Tanah Abang kembali beroperasi, anak sekolah mulai masuk sekolah, kantor ekspedisi beroperasi kembali, dan pekerja mulai beraktivitas kembali pada hari ini setelah libur panjang Lebaran. Selain itu, para PKL dari daerah luar Jakarta yang berdagang di Tanah Abang juga akan mulai berdagang kembali hari ini.

Dari kondisi itu, menurut dia, semua pihak akan mengetahui fakta bahwa PKL mana saja yang belum tertampung di Pasar Blok G Tanah Abang. Pemprov DKI, dalam hal ini Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) DKI, harus dapat menampung para PKL yang juga berasal dari daerah dan PKL yang melaksanakan mudik Lebaran.

"Kalau sampai satu atau dua minggu ke depan mereka belum bisa mendapat penghasilan lagi dan tidak punya kepastian soal relokasi, maka mereka akan kembali berjualan ke pinggir jalan," kata akademisi Universitas Trisakti Jakarta itu.

Hari ini Suku Dinas KUMKMP Jakarta Pusat mengundi kios Pasar Blok G untuk para pedagang yang telah lolos verifikasi tahap pertama. Saat ini tersedia 964 kios di Blok G dan masih tersisa 367 kios untuk verifikasi tahap kedua.

Jumlah pedagang yang lolos verifikasi tahap pertama sebanyak 601 orang. Pasar Blok G Tanah Abang diharapkan dapat menampung semua pedagang kaki lima yang terkena imbas dari penertiban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com