Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Seharusnya Memang Pejabat Melawan Korupsi

Kompas.com - 16/10/2013, 23:51 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dinobatkan sebagai peraih penghargaan Bung Hatta Anti Corruption Award (BHACA) 2013 sebagai Tokoh Antikorupsi untuk kategori pemerintah daerah.

Atas penghargaan yang diterimanya itu, Basuki pun mengapresiasinya. Namun, ia melanjutkan, seharusnya pejabat memang melawan korupsi sehingga tidak perlu mendapat penghargaan.

"Karena kan pejabat itu berada di bawah sumpah untuk tidak korupsi," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Rabu (16/10/2013) malam.

Oleh karenanya, apabila pejabat melakukan tindak pidana korupsi, berarti ia telah melanggar sumpah. Sebuah sumpah itu pun, kata dia, tidak main-main karena dilakukan dengan menggunakan kitab suci. Oleh karena itu, seorang pejabat, menurut dia, sejatinya tidak melakukan penyelewengan uang rakyat.

"Kalau kita melakukan hal yang biasa kita lakukan, ya biasa saja dong, tidak perlu ada penghargaan," kata Basuki.

Mengapa Basuki dipilih menerima penghargaan tersebut? Ia dipilih karena konsistensinya menjadi inspirator upaya pemberantasan korupsi sejak menjadi anggota DPRD Belitung Timur hingga menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Ketua Juri BHACA 2013, Betti Alisjahbana, melihat upaya Basuki terjun ke dunia politik dengan ketulusan dan keikhlasan, bukan untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Pemilihan Basuki bukan hanya karena integritasnya secara individual, melainkan juga karena perannya dalam membuat program-program yang sistematis dalam upaya pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme.

"Jadi, Pak Ahok (Basuki) ini memiliki prinsip bersih, transparan, dan profesional. Itu kiat yang beliau pegang," kata Betti.

Ketika memimpin Jakarta bersama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, menurut Betti, Basuki juga melakukan berbagai terobosan program. Di antaranya adalah pemangkasan mata anggaran beberapa dinas agar efisien dan tepat sasaran, memublikasikan mata anggaran dinas, dan instansi terkait agar publik dapat ikut mengawasi penggunaan anggaran, serta memublikasikan gaji sekaligus biaya operasionalnya di laman internet. Hal itu antara lain dengan merekam rapat-rapat yang membahas anggaran untuk diunggah ke Youtube.

Basuki juga menciptakan beberapa ide untuk memberantas korupsi di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, seperti kerja sama dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam menciptakan sistem transaksi keuangan yang transparan, penerapan sistem pajak online, serta ide pemasangan CCTV di pusat layanan masyarakat, seperti di kecamatan, kelurahan, hingga puskesmas di wilayah DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com