Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sutiyoso Dukung Prijanto Laporkan Kasus Taman BMW ke KPK

Kompas.com - 07/11/2013, 18:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mendukung langkah mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto yang melaporkan dugaan penyelewengan aset Taman Bersih Manusiawi Wibawa (BMW), Sunter, Jakarta Utara, ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Bagus, kalau Prijanto punya datanya, itu malah bagus," ujar Sutiyoso di kantornya di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (7/11/2013).

Sutiyoso mengatakan belum mengetahui masalah yang dilaporkan Prijanto terkait penyerahan aset Taman BMW dari swasta itu. Ia mengatakan, tidak ada pembebasan tanah untuk Taman BMW sebab lahan tersebut diserahkan oleh swasta dan ternyata sengketa lahan.

"Enggak ada uang kita terima, Rp 700 miliar itu adalah nilai aset yang diserahkan, bukan uang segitu kita terima," ujar pria yang biasa disapa Bang Yos tersebut.

Ia mengatakan, lahan taman tersebut merupakan kompensasi atas kewajiban pengembang. Lahan Taman BMW, yang disebut Sutiyoso sebagai tambahan dari kewajiban yang sudah dipenuhi pengembang, itu diserahkan sebagai aset, bukan dalam wujud uang.

Penyerahan aset kepada Pemprov DKI ditangani Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI. Saat itu, pelaksanaannya pada masa pemerintahan Gubernur Sutiyoso dan Fauzi Bowo sebagai Wakil Gubernur.

Secara terpisah, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mendukung langkah Prijanto dan AM Fatwa melaporkan sengketa itu ke KPK. "Kalau ada sengketa tanah, ya digugat saja. Kalau ada ketidakbenaran tanah di situ, dilaporkan ke KPK saja, silakan," ujar Jokowi di Balaikota Jakarta.

Jokowi mengetahui bahwa lahan Taman BMW seluas 66,6 hektar tersebut merupakan tanah yang diserahkan pengembang Agung Podomoro Grup. Lahan itu akan dijadikan stadion dan ruang terbuka hijau.

Jokowi enggan mengomentari dugaan korupsi aset yang melibatkan dua pemimpin Jakarta sebelumnya. "Itu ndak ngerti, ndak tau. Pokoknya saya ingin Taman BMW itu jadi tempat nampung air. Kaitan lalu-lalu (gubernur sebelumnya), saya ndak tahu," ujarnya. (Ahmad Sabran)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com