Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lewat Binatang, Manusia Bisa Berkaca...

Kompas.com - 15/12/2013, 07:02 WIB


JAKARTA, KOMPAS.co
m - Jangan anggap enteng kebun binatang. Lewat binatang, manusia bisa berkaca. Lewat binatang, manusia bisa belajar memahami tanda-tanda alam. Kehadiran kebun binatang di kota memfasilitasi kepekaan warganya.

Senyum berkembang di wajah Sesil (9 bulan). Matanya yang bening mengerjap-ngerjap, menatap lurus ke arah kandang burung merak. Burung nan anggun itu berjalan berkeliling. Sesekali burung itu berhenti, menengokkan kepalanya, dan mengembangkan sayapnya yang berwarna-warni. Indah nian.

Sayup-sayup terdengar alunan lagu ”Si Kancil Anak Nakal” mengiringi langkah ratusan anak yang pagi itu memenuhi Kebun Binatang (KB) Surabaya. Langkah mereka terhenti di depan kandang-kandang hewan ”utama”, yaitu singa (Panthera leo), harimau (Felis tigris), ataupun orangutan (Pongo pygmaeus). Binatang-binatang ini menjadi primadona KB Surabaya. Kaki-kaki kecil itu berdesakan mengelilingi kandang. Wajah mereka terpana menyaksikan tingkah polah para binatang yang hanya bisa dilihat melalui buku atau televisi.

”Sebulan sekali, saya pasti ke sini. Saya ingin Sesil mencintai binatang dan lingkungan. Jadi, saya ingin mengenalkannya sejak dari kecil,” kata ayah Sesil, Bahtiar (28), warga Surabaya, Jawa Timur.

Selain menjadi tempat wisata, kebun binatang juga jadi laboratorium hidup untuk anak-anak. Dari sinilah mereka belajar tentang lingkungan, kekayaan alam, tetapi yang lebih penting kasih sayang. Kebun binatang menjadi refleksi paling nyata tentang interaksi manusia dan binatang.

Marsono (39), warga Klaten, Jawa Tengah, yang pagi itu datang ke KB Gembira Loka, Yogyakarta, bersama istri dan kedua putrinya, bersyukur ada kebun binatang di kotanya. Apalagi, jumlah hewan yang ada di sini mencapai 4.000 ekor dengan 244 spesies.

”Di sini anak-anak bisa mendapatkan pengetahuan baru mengenai bentuk dan tingkah asli hewan. Sebelumnya, mereka cuma tahu dari buku pelajaran,” katanya.

Kebun binatang ini memang membuka pintu lebar-lebar bagi anak-anak sekolah, dari TK sampai SMA, untuk memberikan edukasi mengenai flora dan fauna. Selain menyediakan pembimbing khusus, Gembira Loka juga menjadi tempat Pembelajaran Luar Sekolah, termasuk menyusun buku panduan bersama Dinas Pendidikan DIY.

Lalai

Nyatanya, kepedulian kita kepada kebun binatang baru di permukaan. Mari kita tengok kondisi di dalamnya. Tumpukan sampah, sebut saja plastik es krim, botol minuman, dan bungkus makanan ringan, teronggok di sudut-sudut KB Surabaya. Bahkan, jarak sampah itu begitu dekat dengan kandang binatang sehingga mereka dengan mudah bisa meraih sampah tersebut. Yang lebih ironis lagi, onggokan sampah itu hanya beberapa langkah dari tempat sampah!

Kondisi serupa kita temukan di Taman Margasatwa (TM) Ragunan yang berada di Ibu Kota Jakarta. Suasana yang resik dan bersih hanya terlihat di wilayah loket pintu masuk. Namun, setelah masuk ke dalam, sampah berupa botol-botol minuman plastik dan bungkus makanan ringan teronggok di berbagai sudut dan jalan. Lebih dalam lagi, area danau di sisi selatan juga tak terawat dengan sampah dedaunan dan ranting pohon di mana-mana.

Jarak antara tempat sampah yang satu dan lainnya di TM Ragunan relatif cukup jauh sehingga pengunjung seperti memiliki ”pembenaran” membuang sampah di mana saja meskipun di situ terpampang peringatan denda Rp 100.000 bagi mereka yang membuang sampah sembarangan. Tetapi, siapa yang peduli?

”Kami sudah berusaha kampanye, baik melalui tulisan maupun pengeras suara, kepada pengunjung agar tidak membuang sampah sembarangan dan juga tidak memberi makan kepada binatang. Tetap saja ada yang melanggar,” kata petugas hubungan masyarakat KB Surabaya, Agus Supangat.

Jumlah petugas kebersihan KB Surabaya saat ini 24 orang. Padahal, lahan kebun binatang mencapai 15 hektar sehingga seorang petugas bertanggung jawab untuk ”menyapu” sampah sejauh 3-4 kilometer. Jumlah ini dinilai sangat minim. KB Surabaya sedikitnya membutuhkan tenaga pembersih dua kali lipat.

Mengedukasi pengunjung merupakan tugas berat pengelola kebun binatang. Di TM Ragunan, misalnya, pengunjung dengan bebas melemparkan makanan kepada orangutan. Ada yang melempar kacang, ada yang melempar makanan ringan. Sementara bungkusnya dibuang di dekat kandang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rumah Kosong 2 Lantai di Bogor Terbakar, Penyebab Belum Diketahui

Rumah Kosong 2 Lantai di Bogor Terbakar, Penyebab Belum Diketahui

Megapolitan
Dinas KPKP DKI Jakarta Periksa 79.786 Hewan Kurban, Seluruhnya Dinyatakan Sehat

Dinas KPKP DKI Jakarta Periksa 79.786 Hewan Kurban, Seluruhnya Dinyatakan Sehat

Megapolitan
Bisa Cemari Lingkungan, Pengusaha Konfeksi di Tambora Diminta Tak Buang Limbah Sembarangan

Bisa Cemari Lingkungan, Pengusaha Konfeksi di Tambora Diminta Tak Buang Limbah Sembarangan

Megapolitan
Jusuf Kalla Persilakan Anies Maju Pilkada Jakarta 2024

Jusuf Kalla Persilakan Anies Maju Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Ini, Warga: Perbedaan Hal Biasa

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Ini, Warga: Perbedaan Hal Biasa

Megapolitan
Anies-Sandiaga Tak Berencana Duet Kembali pada Pilkada Jakarta

Anies-Sandiaga Tak Berencana Duet Kembali pada Pilkada Jakarta

Megapolitan
Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Megapolitan
Akrab dengan Sandiaga Saat Nobar, Anies Sebut Tak Bahas Pilkada Jakarta 2024

Akrab dengan Sandiaga Saat Nobar, Anies Sebut Tak Bahas Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Momen Anies Salami Jusuf Kalla Sambil Membungkuk dan Hormat ke Sandiaga Sebelum Nobar Film 'Lafran'

Momen Anies Salami Jusuf Kalla Sambil Membungkuk dan Hormat ke Sandiaga Sebelum Nobar Film "Lafran"

Megapolitan
Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Megapolitan
Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Megapolitan
10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

Megapolitan
Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com