Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Jakarta, Bersikap Ariflah terhadap Air

Kompas.com - 27/01/2014, 21:48 WIB
Oleh: Imam Prihadiyoko

AIR merupakan sumber kehidupan. Ini bukanlah ungkapan omong kosong. Semua makhluk hidup butuh air. Di mana ada air, di situ ada kehidupan. Di mana air jarang terdapat, kehidupan harus dengan berjuang keras atau pasrah dan akhirnya menyerah.Sejak pendidikan taman kanak-kanak, kita sudah diajak untuk selalu bijak pada air.

Arif ketika menggunakan air, dengan tidak lupa menutup keran setelah mencuci tangan, menggunakan air secukupnya ketika mencuci piring, ataupun diajak untuk tidak lupa menyiram tanaman di saat kemarau.

Tampaknya, pelajaran agar berperilaku arif pada air itu tidak melekat dalam ingatan kolektif kita sebagai masyarakat. Tidak heran jika pada saat musim hujan tiba, sebagian warga ibu kota Jakarta kebanjiran.

Ironisnya, begitu air banjir surut, warga langsung kesulitan mendapatkan air bersih. Padahal, Kota Jakarta dialiri 13 sungai yang bisa menjadi penyedia air baku yang cukup untuk digunakan warganya.

Kuncinya, pada kearifan perilaku terhadap air. Beranjak sekolah dasar, kita diajarkan sifat-sifat air. Air mengalir ke tempat yang lebih rendah. Air akan menggenangi tempat yang lebih rendah dari daerah sekitarnya. Air dapat ditembus sekaligus memantulkan cahaya.

Air memberikan tekanan ke segala arah sehingga kalau jalannya terganggu, air akan menjebol penghalang itu untuk memenuhi takdirnya menempati daerah yang lebih rendah. Tidak heran, kisah berulang tentang banjir di Jakarta, salah satunya selalu melanda kawasan perumahan Ciledug Indah, yang dibangun di atas urukan rawa. Semua tahu, rawa merupakan tempat persinggahan air sementara sebelum menguap, sebelum meresap, dan sebelum mengalir ke lautan.

Sejak Kota Jakarta mulai dihuni manusia, dengan catatan yang bervariasi, jumlah situ, polder, luasan daerah tangkapan hujan, kondisi fisik sungai dan kualitas air, berubah menuju kondisi yang makin tidak ramah.

Hunian penduduk telah mengurangi secara signifikan daerah tangkapan dan resapan air. Kondisi sungai makin buruk ketika warganya berperilaku buruk terhadap sungai dengan menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan sampah.

Saat ini, jumlah situ dan polder di DKI Jakarta hanya ada 40 buah. Jumlah ini jauh lebih kecil dibandingkan pada masa Belanda, yang dalam salah satu catatan sejarah disebutkan jumlahnya mencapai lebih 300 situ, ketika Prof Herman Van Breen merencanakan penanggulangan banjir di Batavia pada tahun 1918.

Konsepnya berusaha mengendalikan aliran air dari hulu sungai dan membatasi volume air masuk ke Batavia. Maka, dibangunlah saluran kolektor di pinggir selatan kota untuk menampung limpahan air, selanjutnya dialirkan ke laut melalui sisi barat kota. Saluran ini kini dikenal sebagai Kanal Barat yang mulai dibangun tahun 1922. Kanal Barat memotong Kota Jakarta dari Pintu Air Manggarai bermuara di kawasan Muara Angke. Penetapan Manggarai sebagai titik awal karena saat itu merupakan wilayah selatan kota Batavia yang aman dari gangguan banjir.

Perbaiki situ

Jumlah situ ini akan bertambah satu jika rencana Pemprov DKI membuat situ Jakarta Utara terealisasi. Untuk menampung air di hulu, juga direncanakan membangun Waduk Ciawi dan Waduk Sukamahi di Jawa Barat.

Namun, pakar lansekap Nirwono Joga mengingatkan, Pemprov DKI lebih baik memperbaiki kondisi situ yang ada lebih dahulu ketimbang mengerahkan anggaran untuk membangun situ. Apalagi, di Jabodetabek, lebih dari 200 situ tidak terurus.

Kedua waduk tersebut akan mulai dibangun tahun 2015 dengan pos anggaran Kementerian Pekerjaan Umum. Sementara Pemprov DKI Jakarta ditugaskan untuk melakukan pembebasan lahan pembangunan kedua waduk itu yang akan dimulai tahun ini dengan anggaran Rp 1,2 triliun. Ini pemborosan.

Pakar tata kota, Yayat Supriatna, pun mengingatkan, normalisasi daerah aliran sungai perlu dilakukan dahulu. Untuk itu, memang komitmen pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat menjadi kuncinya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Megapolitan
Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Megapolitan
Balita 4 Tahun di Johar Baru Diculik, Pelaku Ternyata Mantan Istri Ayah Korban

Balita 4 Tahun di Johar Baru Diculik, Pelaku Ternyata Mantan Istri Ayah Korban

Megapolitan
Sudirman Said Sebut Komunikasi dengan Banyak Partai soal Pilkada Jakarta 2024

Sudirman Said Sebut Komunikasi dengan Banyak Partai soal Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pria yang Dikeroyok karena Dituduh Maling Motor di Grogol Alami Luka Lebam di Wajah

Pria yang Dikeroyok karena Dituduh Maling Motor di Grogol Alami Luka Lebam di Wajah

Megapolitan
PKS Dinilai Sulit 'Move On' dari Anies Baswedan

PKS Dinilai Sulit "Move On" dari Anies Baswedan

Megapolitan
4 Pelaku Penjarahan Konser Lentera Festival Kembalikan Pagar Barikade ke Vendor

4 Pelaku Penjarahan Konser Lentera Festival Kembalikan Pagar Barikade ke Vendor

Megapolitan
Aksi WNI di Kamboja Kendalikan Penipuan Modus 'Like-Subscribe' Youtube, Korban Rugi Rp 806 Juta

Aksi WNI di Kamboja Kendalikan Penipuan Modus "Like-Subscribe" Youtube, Korban Rugi Rp 806 Juta

Megapolitan
Data Inafis Diduga Diperjualbelikan di 'Dark Web', Kompolnas Minta Polri Proteksi Data Lebih Ketat

Data Inafis Diduga Diperjualbelikan di "Dark Web", Kompolnas Minta Polri Proteksi Data Lebih Ketat

Megapolitan
Usung Marshel Widianto pada Pilkada Tangsel 2024, Gerindra Bakal Beri Pembekalan

Usung Marshel Widianto pada Pilkada Tangsel 2024, Gerindra Bakal Beri Pembekalan

Megapolitan
Potret Kondisi Tugu Selamat Datang  Depok Senilai Rp 1,7 Miliar Kini, Dicoret-coret dan Panel Lampunya Dicuri

Potret Kondisi Tugu Selamat Datang Depok Senilai Rp 1,7 Miliar Kini, Dicoret-coret dan Panel Lampunya Dicuri

Megapolitan
Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlindungan LPSK, Merasa Terancam Usai Digeledah KPK

Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlindungan LPSK, Merasa Terancam Usai Digeledah KPK

Megapolitan
Akrabnya Gibran dan Heru Budi, Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut hingga Bagi-bagi Susu ke Warga

Akrabnya Gibran dan Heru Budi, Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut hingga Bagi-bagi Susu ke Warga

Megapolitan
Dua Saksi Tambahan Kasus “Vina Cirebon” Ajukan Permohonan Perlindungan ke LPSK

Dua Saksi Tambahan Kasus “Vina Cirebon” Ajukan Permohonan Perlindungan ke LPSK

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 29 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 29 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com