Secara umum, sungai dan situ di DKI Jakarta telah mengalami perubahan kualitas airnya. Institut Pertanian Bogor dalam salah satu laporan penelitiannya pernah mengungkapkan, indeks kualitas air (IKA) baik pada sungai maupun situ di DKI Jakarta menunjukkan nilai buruk sampai sedang. Nilai IKA memperlihatkan, sebesar 83 persen sungai dan 79 persen situ yang ada di DKI Jakarta dalam kategori buruk.
Padahal, air itu dipergunakan untuk berbagai keperluan oleh warga. Dampak buruknya, air yang mengalir di sungai dan menetap di situ yang ada bisa berdampak negatif karena menjadi sumber penyakit.
Kewalahan
Air disebut pelarut universal karena air melarutkan lebih banyak zat daripada cairan apa pun. Artinya, ketika di mana air mengalir, baik melalui tanah, di permukaan tanah, di dalam tubuh, air akan membawa serta semua zat atau benda yang ada di jalur air.
Tidak heran jika pada saat sungai di Jakarta kewalahan menampung air, air pun menyeret semua penghalang yang selama ini menutupi jalannya.
Selama sepekan terakhir, Dinas Kebersihan Jakarta sudah mengangkat hampir 3.000 ton sampah dari sejumlah titik pengangkatan sampah yang dibawa banjir. Jumlah sampah ini hampir separuh dari jumlah sampah yang diproduksi warga Jakarta yang mencapai 7.500 ton per hari.
Memang suit dibayangkan, kapan Jakarta akan bebas banjir. Catatan sejarah banjir terentang sejak tahun 1621 hingga Januari 2014.
Beragam ide, kebijakan, dan kepentingan tercurah dalam upaya mengatasi banjir. Namun, idealnya kebijakan untuk mengatasi banjir, kita bisa arif pada air.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.