Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Bekasi Demo Tolak Pembangunan Perumahan di Atas Rawa

Kompas.com - 06/02/2014, 12:50 WIB
Sandro Gatra

Penulis


BEKASI, KOMPAS.com —Seratusan warga Jatirahayu, Pondok Melati, Bekasi, Jawa Barat, melakukan aksi unjuk rasa menolak rencana pembangunan perumahan Green Lotus Village, Kamis (6/2/2014). Warga menolak lantaran perumahan tersebut akan dibangun di atas lahan resapan air atau rawa.

Awalnya, warga yang hampir seluruhnya orangtua itu berkumpul di depan Masjid Al-Huda di Kompleks Chandra Baru. Mereka membawa spanduk, poster, dan bendera Merah Putih, dan berjalan kaki sekitar 300 meter menuju Kantor Kecamatan Pondok Melati.

Di Kecamatan, mereka mendemo Camat Enung Nurcholis. Poster dan spanduk kecaman dibentangkan, di antaranya bertuliskan "Camat Walikota, mana janji kamu yang pro-rakyat?"; "Camat Pondok Melati jangan cuci tangan"; "Jadikan Situ Rawa Bogo tempat resapan air bukan untuk perumahan".

Warga datang untuk menemui camat. Namun, menurut staf kecamatan, Enung tengah mengikuti Rapat Musyawarah Pembangunan di Bappeda. Warga pun kesal karena sebelumnya sudah memberitahukan kedatangan mereka.

Akhirnya, dengan pengawalan aparat kepolisian, warga berorasi di halaman Kantor Kecamatan. Dalam orasinya, warga menagih janji camat untuk tidak akan memberikan izin pembangunan perumahan tersebut karena ditolak warga.

"Saksinya jemaah Masjid Al Huda, Beliau janji akan dijadikan resapan air," kata salah satu warga.

Warga juga membacakan surat rekomendasi dari DPRD Kota Bekasi tertanggal 29 Januari 2014. Isinya, DPRD Kota Bekasi mengingatkan eksekutif agar konsisten menjaga keseimbangan lingkungan, antara lain dengan tidak mengeluarkan perizinan pembangunan perumahan di samping Perumahan Chandra Baru.

KOMPAS.COM/Sandro Gatra Rawa yang akan dibangun perumahan

Lahan dimaksud agar dijadikan "folder" melalui pembebasan lahan, demikian isi surat rekomendasi.

Warga juga mengancam akan menduduki lahan jika pembangunan berlanjut. Sebelum meninggalkan lokasi, pendemo meminta para staf kecamatan untuk menyampaikan kecaman warga kepada Enung. Poster dan spanduk kemudian ditinggalkan.

"Kasih ke camat supaya dia tidak bisa makan, tidak bisa tidur," kata seorang warga.

Setelah itu, warga bergerak ke Kantor pengembang PT Sukses Serc Jaya Pratama di Jl Alternatif JORR, Jatiwarna. Aksi di sana tidak berlangsung lama. Warga hanya menyerahkan bunga dan salinan rekomendasi DPRD Kota Bekasi kepada pihak pengembang.

"Sampaikan ke pimpinan (PT SSJP) rekomendasinya. Kita tidak ada urusan dengan pengembang. Kami urusan dengan wali kota. Kita tidak berharap ada gesekan antara pengembang dan warga," kata seorang warga kepada pihak PT SSJP.

Dengan menumpang empat bus, warga kemudian bergerak ke Kantor Wali Kota Bekasi untuk menuntut janji Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi. Wali Kota yang akrab disapa Pepen itu pada awal 2010 berjanji bahwa Pemkot Bekasi akan membeli lahan tersebut untuk dijadikan resapan.

Janji itu kembali diulangi Pepen ketika kampanye pemilihan wali kota di wilayah Jatirahayu tahun 2012.

"Itu yang sangat kita tunggu-tunggu. Tapi nyatanya lahan itu sudah akan didirikan bangunan. Pihak-pihak yang mestinya melindungi, akhirnya (bersikap) lain," kata seorang warga melalui alat pengeras suara.

Untuk diketahui, wilayah Chandra Baru dan Chandra Lama kerap banjir ketika musim hujan seperti saat ini. Bahkan, wilayah tepat di samping lahan yang akan dijadikan perumahan itu juga langganan banjir hingga 30 cm. Padahal, lahan di Jl Raya Kodau itu dari dulu hingga saat ini masih berbentuk rawa.

Jika perumahan itu dibangun, warga meyakini banjir di wilayahnya akan semakin parah dan genangan akan lama surut lantaran tidak ada lagi lahan resapan. Warga juga khawatir akan terjadi konflik dengan warga perumahan tersebut. Pasalnya, rencananya perumahan Green Lotus akan dibuat lebih tinggi dari perumahan sekitarnya.

Menyerahkan ke pemkot

Pihak pengembang enggan berkomentar banyak atas penolakan warga itu. Fian, salah satu staf pengembang mengatakan, pihaknya menyerahkan permasalahan tersebut kepada Pemkot Bekasi, termasuk mengenai kelanjutan pembangunan di atas lahan seluas 1,6 hektar itu.

"Prinsipnya kita ikuti pemkot, kita semua berdasarkan jalur legal. Dari awal kita melalui jalur hukum. Apa pun aspirasinya diarahkan ke Pemkot," kata Fian.

Catatan redaksi:

Pihak Perumahan Green Lotus Village menyatakan telah mengatasi kekhawatiran warga sekitar perumahan terhadap banjir. (baca: Sempat Didemo, Pengembang Perumahan di Bekasi Atasi Kekhawatiran Warga)

Green lotus mengaku membangun folder sebagai penampung air sehingga tidak ada lagi penolakan dari warga sekitar.

"Solusi dengan pembuatan folder sebagai penampungan air yang kurang lebih luasnya 6000 meter per segi," kata Novian Divisi Legal dan Perizinan Green Lotus Village, Senin (14/3/2016).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com