Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Ancam Penjarakan Oknum Pengadaan Bus Berkarat

Kompas.com - 10/02/2014, 12:27 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, Komisi Pemberantasan Korupsi, Kejaksaan, dan Kepolisian akan turun tangan menyelidiki penyebab berkaratnya sebagian bus yang baru dibeli oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Menurut Basuki, semua perusahaan pemasok, Dinas Perhubungan DKI, maupun agen tunggal pemegang merek (ATPM) harus diperiksa untuk mengetahui letak kesalahan pada pengadaan bus tersebut.

"Periksa semua, si pemasok, si perusahaannya, semua harus dipenjara. Supaya kapok, kita harus cari penyebab kenapa beli bus mahal, tapi bobrok," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Senin (10/2/2014).

Saat ini, sebanyak 90 dari 310 bus baru transjakarta dan 30 dari 346 unit baru bus kota terintegrasi busway (BKTB) di Jakarta telah beroperasi. Namun, lima bus transjakarta dan 10 BKTB mengalami kerusakan pada sejumlah komponennya.

Basuki mengatakan, ia telah berulang kali berpesan kepada Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono untuk membeli bus dengan mutu terbaik. Pria yang akrab disapa Ahok itu memberikan contoh pengadaan lima bus tingkat untuk wisata. Basuki menginginkan bus tingkat wisata seperti bus tingkat yang beroperasi di Singapura. Bus itu juga telah teruji selama puluhan tahun.

"Kenapa tiba-tiba datang dan beli merek China? Kan aneh, merek itu tidak setara dengan Mercedes-Benz, Scania, dan Volvo," kata Basuki.

Pemenang tender yang dimenangi oleh perusahaan yang "itu-itu" saja membuatnya memutar otak. Basuki kembali menegaskan bahwa tahun ini Pemprov DKI Jakarta membeli barang melalui e-purchasing dan mendaftarkannya melalui e-catalogue. Dengan itu, Pemprov DKI akan mendapatkan barang terbaik dengan harga terjangkau. Pembelian melalui katalog digital itu diyakini dapat menekan upaya permainan antara satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan kontraktor maupun perusahaan rekanan.

Basuki menengarai masih ada pegawai negeri sipil DKI yang mencoba bermain-main dengan anggaran. Oleh karena itu pula, ia menginginkan adanya sistem pembuktian terbalik terhadap seluruh pejabat Ibu Kota. Apabila sistem ini terealisasi, Basuki tak memungkiri akan banyak pejabat DKI yang dipenjara. Misalnya, seorang pejabat memiliki banyak mobil dan jam tangan mewah, maka para instansi hukum harus dapat memeriksa penghasilan yang ia terima serta pajak yang telah dibayarkan. "Saya bilang pada aparat, periksa sajalah dan tangkap. Ini sudah keterlaluan," kata Basuki.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono membenarkan adanya kerusakan beberapa komponen bus yang baru diluncurkan beberapa waktu lalu di Jakarta. Pristono memastikan bahwa ATPM bus baru tersebut telah mengetahui kerusakan dan bakal segera mengganti suku cadangnya dengan yang baru. Hal itu mengingat Dishub DKI baru melakukan pembayaran sebesar 20 persen.

Direktur Utama PT Sun Abadi, Indra Krisna, selaku ATPM bus itu menampik bahwa bus transjakarta dan unit BKTB yang baru diluncurkan adalah barang bekas. Terkait kerusakan yang terjadi di beberapa komponen bus, Indra mengatakan hal itu terjadi ketika proses pengapalan.

Pengiriman bus dilakukan dua kali, yakni pada awal November 2013 dan pertengahan November 2013. Indra menyebutkan, pengiriman pertama tidak mengalami masalah. Adapun pada pengiriman kedua terkendala cuaca berkabut serta gelombang tinggi. Alhasil, bus yang seharusnya dikirim pada 20 November dari Pelabuhan Shanghai dan tiba di Pelabuhan Tanjung Priok pada 3 Desember itu molor hingga baru berangkat pada 29 November dan tiba di Jakarta pada 2 Januari 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Megapolitan
Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Megapolitan
Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Megapolitan
Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Megapolitan
Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir 'Stunting' Meningkat

Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir "Stunting" Meningkat

Megapolitan
Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Megapolitan
Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Megapolitan
Bus Pariwisata Digetok Rp 300.000 untuk Parkir di Depan Masjid Istiqlal, Polisi Selidiki

Bus Pariwisata Digetok Rp 300.000 untuk Parkir di Depan Masjid Istiqlal, Polisi Selidiki

Megapolitan
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor Buka Pelayanan untuk Pecandu Judi Online

RSJ Marzoeki Mahdi Bogor Buka Pelayanan untuk Pecandu Judi Online

Megapolitan
Motif Anak Bunuh Ayah di Duren Sawit: Sakit Hati Dituduh Mencuri hingga Dikatai Anak Haram

Motif Anak Bunuh Ayah di Duren Sawit: Sakit Hati Dituduh Mencuri hingga Dikatai Anak Haram

Megapolitan
Fahira Idris: Bidan Adalah Garda Terdepan Penanggulangan Stunting

Fahira Idris: Bidan Adalah Garda Terdepan Penanggulangan Stunting

Megapolitan
Jaksa Minta Hakim Tolak Pembelaan Panca Pembunuh Empat Anak Kandung di Jagakarsa

Jaksa Minta Hakim Tolak Pembelaan Panca Pembunuh Empat Anak Kandung di Jagakarsa

Megapolitan
Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit Ternyata Anak Kandung Korban

Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit Ternyata Anak Kandung Korban

Megapolitan
Polisi Buru Pelaku Pembakaran Panggung Konser Lentera Festival Tangerang

Polisi Buru Pelaku Pembakaran Panggung Konser Lentera Festival Tangerang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com