Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagal Bertemu Jokowi, Sopir Angkot KWK Kecewa

Kompas.com - 11/02/2014, 14:35 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pertemuan antara pihak Koperasi Wahana Kalpika (KWK) dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang diwakili Dinas Perhubungan di Balaikota Jakarta, Selasa (11/2/2014), berlangsung alot. Awalnya rombongan sopir KWK yang mengeluhkan adanya bus kota terintegrasi bus transjakarta ingin bertemu langsung dengan Gubernur DKI Joko Widodo. Namun, Jokowi tidak di tempat.

Dalam pertemuan tersebut, rombongan KWK mengajukan permasalahan dan dua tuntutan. Para sopir KWK menilai keberadaan BKTB merugikan sopir angkot yang beroperasi sepanjang jalur Pantai Indah Kapuk (PIK) menuju Kota. Hal itu terjadi karena BKTB menaikturunkan penumpang di sembarang tempat. Banyak juga penumpang angkot yang beralih menggunakan BKTB sehingga pendapatan sopir angkot menurun.

Sopir KWK meminta BKTB diberhentikan sementara dan meminta Dishub DKI membicarakan lebih lanjut masalah ini. Apabila BKTB tetap berjalan, sopir meminta angkot KWK dibeli oleh Pemprov DKI.

"Kalau menunggu untuk disampaikan kepada pimpinan mengenai masalah ini tidak apa-apa, kami dukung. Tapi BKTB tetap akan kami stop operasi," kata Farid, perwakilan angkot KWK U-11 dengan trayek Muara Baru-Muara Angke, Selasa.

Perwakilan angkot KWK B-01, Ajay, sangat keberatan dengan hadirnya BKTB. Menurut dia, target awal BKTB untuk masyarakat menengah ke atas di PIK tidak berhasil. "Mereka, kan, orang kaya, tetap naik mobil, mau ada BKTB atau enggak. Sekarang masalahnya penumpang kami yang jadi pindah ke BKTB," kata Ajay.

Dalam pertemuan itu, Kepala Seksi Angkutan Orang dan Trayek Dishub DKI Baihaqi menegaskan bahwa BKTB tidak akan merugikan operator kendaraan umum karena berbeda pasar. Khusus untuk BKTB, harganya dipatok Rp 6.000, bahkan lebih mahal dari tarif kopaja AC yang hanya Rp 5.000. Selain itu, berkaitan dengan keluhan BKTB yang menaikturunkan penumpang sembarangan, Baihaqi menyebutkan akan dengan terbuka menerima komplain dari sopir angkot apabila terjadi hal demikian di kemudian hari.

"BKTB tidak boleh menyisir. Kita akan membuat halte seperti feeder secara bertahap. Sekarang baru ada papan pemberhentian saja," ujar Baihaqi.

Seusai pertemuan di Balaikota, rombongan KWK akan menggelar aksi menahan BKTB yang melewati daerah sepanjang Monas sampai PIK hingga tuntutan mereka dipenuhi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jusuf Kalla Persilakan Anies Maju Pilkada Jakarta 2024

Jusuf Kalla Persilakan Anies Maju Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Ini, Warga: Perbedaan Hal Biasa

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Ini, Warga: Perbedaan Hal Biasa

Megapolitan
Anies-Sandiaga Tak Berencana Duet Kembali pada Pilkada Jakarta

Anies-Sandiaga Tak Berencana Duet Kembali pada Pilkada Jakarta

Megapolitan
Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Megapolitan
Akrab dengan Sandiaga Saat Nobar, Anies Sebut Tak Bahas Pilkada Jakarta 2024

Akrab dengan Sandiaga Saat Nobar, Anies Sebut Tak Bahas Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Momen Anies Salami Jusuf Kalla Sambil Membungkuk dan Hormat ke Sandiaga Sebelum Nobar Film 'Lafran'

Momen Anies Salami Jusuf Kalla Sambil Membungkuk dan Hormat ke Sandiaga Sebelum Nobar Film "Lafran"

Megapolitan
Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Megapolitan
Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Megapolitan
10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

Megapolitan
Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com